1
1

Mengenal Cara Kerja Insurtech

Ilustrasi. Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Istilah insurtech lahir dari penerapan inovasi digital yang dilakukan oleh perusahaan asuransi sebagai bentuk upaya catching up terhadap perkembangan ekonomi global yang semakin terpengaruh oleh teknologi digital.

Dikutip dari Economic Bulletin-Issue 20 bertajuk Insurtech: Upaya Mengembangkan Pasar Asuransi melalui Transformasi Digital yang diterbitkan oleh IFG Progress, disebutkan bahwa proses transformasi digital pada industri asuransi berawal dari awareness perusahaan asuransi terhadap kebutuhan transformasi digital sebagaimana yang terjadi di fenomena financial technology (fintech) secara umum.

Selanjutnya, penerapan proses bisnis akan menspesifikkan teknologi apa yang akan digunakan sehingga lahir model bisnis baru yang lebih ramah kepada end-users.

Karakteristik industri terkait dengan literasi dan inklusi saat ini akan menentukan pilihan strategi yang akan digunakan serta menjustifikasi apakah transformasi yang dilakukan oleh perusahaan akan direspons dengan peningkatan adopsi teknologi di level end-users,” tulis IFG Progress yang dipimpin oleh Reza Yamora Siregar itu.

|Baca juga: Pendanaan Insurtech Alami Penurunan 2,5% pada Kuartal III/2022

Masuknya digitalisasi (insurtech) pada tahapan awal (digitalized insurance) akan berdampak pada efisiensi aliran product management hingga interaksi kepada nasabah. Perusahaan asuransi tanpa ada sentuhan digitalisasi (insurance) akan sulit mengidentifikasi informasi-informasi apa saja yang belum disampaikan ataupun informasi yang dapat dikelola dan dianalisa untuk mengenal lebih dalam karakteristik konsumennya.

Selanjutnya, tahapan ke-2 dari digitalisasi terhadap sektor asuransi adalah peningkatan kualitas pengolahan data dan algoritma yang digunakan. Dalam tahapan ini, perusahaan asuransi masih menggunakan beberapa analisa manual untuk menentukan produk-produk apa saja yang cocok dengan memperhitungkan karakteristik yang sudah dikumpulkan secara rapi dan mudah untuk dikelola.

Tahapan terakhir pada proses value chain akan dipersingkat dengan penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang menghubungkan langsung antara produk dan jasa yang nantinya akan disampaikan kepada nasabah. Dalam tahapan ini, perusahaan asuransi yang sudah berubah menjadi insurtech mampu menganalisa dan mengelola secara efisien serta akurat dan nasabah dapat mendapatkan arahan produk yang cocok untuk mereka (matching and profiling process).

|Baca juga: Mengintip Keseriusan Thailand Tingkatkan Peran Insurtech

Fokus dari evolusi asuransi dari asuransi konvensional ke model bisnis insurtech adalah perolehan hingga pengolahan data yang lebih mudah bagi perusahaan serta pencocokkan produk kepada masyarakat,” jelasnya.

Pada awalnya, penentuan produk asuransi untuk masing-masing lini bisnis dilakukan oleh perusahaan asuransi (top-down) yang nantinya akan dilanjutkan kepada intermediaries untuk disampaikan kepada nasabah. Pengaruh dari digitalisasi merubah struktur (top-down) menjadi bottom up. Awalnya perusahaan asuransi sebagai penentu produk dan insurtech merubah pola tersebut dimana konsumen berperan sebagai penentu produk. Melalui ekosistem yang terintegrasi, platform dan brand yang kuat, datadata yang sudah dikumpulkan dari konsumen akan dilanjutkan kepada product provider yang selanjutnya akan diformulasikan produk apa yang cocok dengan keadaan pasar.

Terdapat beberapa teknologi yang menjadi pondasi terbentuknya insurtech yaitu big dataArtificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), cloud computing, dan blockchain. Masing-masing dari fondasi teknologi ini memiliki keuntungan serta penerapan yang saling berintegrasi.

Sebagai contoh data-data yang telah terkumpul dari penggunaan IoT seperti akumulasi data akan dibantu oleh big data atau dua hal tersebut bisa menjadi perangkat yang bekerja secara komplemen.

Secara garis besar, kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan data secara real time dengan analisa risiko secara komprehensif akan meningkat. Pada akhirnya, proses bisnis yang dijalankan lebih efisien dan fleksibel dengan menargetkan kepada konsumen secara tepat.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tips Traveling untuk Mengisi Hari Libur
Next Post Swiss Re: Insured Loss Akibat Bencana Alam Mencapai US$115 Miliar

Member Login

or