Media Asuransi, JAKARTA – Peran agen atau penasihat keuangan (profesional asuransi) dalam pemasaran produk ternyata tetap diperlukan dalam proses pemasaran produk asuransi di era perkembangan teknologi digital.
Hasil survei elektronik yang menjadi bagian dari laporan UOB FinTech in ASEAN 2021, menunjukkan sebanyak 70 persen lebih responden suka berbicara dengan profesional asuransi agar dapat membuat pilihan yang tepat.
Survei elektronik dilakukan pada 25 Agustus hingga 7 September 2021 dengan total 3.086 responden di seluruh Indonesia (519), Malaysia (513), Filipina (512), Singapura (508), Thailand (515), dan Vietnam (519) untuk mencari tahu lebih banyak tentang perilaku keuangan digital mereka.
Seiring dengan perkembangan asuransi mikro di Indonesia, melalui alat dan platform digital, perusahaan asuransi dapat menjangkau lebih banyak konsumen atau melayani konsumen dengan lebih baik.
|Baca juga: Jangan Tertipu, Kenali 5 Modus Agen Asuransi Nakal
Akan tetapi, masih dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyediakan layanan yang komprehensif bagi populasi Indonesia yang besar karena sebanyak 69 persen responden menyatakan bahwa mereka belum pernah membeli asuransi secara online sebelumnya.
“Produk asuransi mungkin tidak semudah atau sesederhana layanan konsumen lainnya, dan keunggulannya tidak serta merta dapat terlihat jelas,” tulis laporan itu.
Oleh karena itu, peran manusia tetap sangat relevan di pasar ini. Dari mereka yang belum pernah membeli asuransi secara online sebelumnya, 70 persen lebih suka berbicara dengan profesional asuransi agar dapat membuat pilihan yang tepat, sedangkan sebanyak 31 persen responden juga khawatir tentang kemungkinan mereka harus melakukan pemrosesan klaim secara mandiri.
Meskipun perlahan, pertumbuhan di sektor ini akan meningkat seiring pulihnya industri perjalanan dan wisata, konsumen melakukan pembelian tiket dalam volume besar secara online dan edukasi tentang pentingnya asuransi menjadi lebih banyak tersedia di masa pandemi.
Platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee sudah mulai menawarkan asuransi mikro sebagai tambahan selama proses pembayaran dengan biaya nominal tertentu (dalam kebanyakan kasus, kurang dari Rp50.000, atau di bawah US$3,50). Dalam penelitian UOB, hampir satu dari dua orang Indonesia (45 persen) pernah membeli asuransi pengiriman paket untuk pembelian belanja online mereka sebelumnya, jauh lebih tinggi daripada rata-rata regional (23 persen).
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News