Media Asuransi, GLOBAL – Data dari Finansial Supervisory Services (FSS) menyebutkan rasio kecukupan modal perusahaan asuransi Korea Selatan menurun pada kuartal I/2025 di bawah Korea Insurance Capital Standard (K-ICS) atau standar modal asuransi Korea yang baru.
Melansir Insurance Asia, Rabu, 25 Juni 2025, rasio K-ICS rata-rata mencapai 197,9 persen atau di bawah langkah transisi, dan turun 8,7 poin yakni persentase dari 206,7 persen di tiga bulan sebelumnya pada akhir Maret 2025.
|Baca juga: DBS Indonesia Gelontorkan Rp24 Miliar Blended Finance untuk Wirausaha Sosial Tanah Air
|Baca juga: Mau Cari Cuan? ACES, BBCA, BULL, dan FORE Wajib Dipantau Hari Ini
Selain itu, perusahaan asuransi jiwa mengalami penurunan yang lebih tajam, dengan rasio yang turun 12,7 poin dengan persentase menjadi 190,7 persen. Sedangkan perusahaan asuransi non-jiwa mencatatkan penurunan yang lebih kecil sebesar 3,4 poin dengan persentase di 207,6 persen.
Tanpa langkah-langkah transisi, rasio kecukupan modal secara keseluruhan turun menjadi 184,2 persen dari 191,3 persen pada kuartal sebelumnya. Sedangkan segmen asuransi jiwa turun 10,5 poin dengan persentase 172,2 persen, sementara sektor non-jiwa turun 2,3 poin dengan persentase 200,9 persen.
Modal yang tersedia naik sebesar US$0,9 miliar (₩1,3 triliun). Namun, selama kuartal I ini naik menjadi US$182,0 miliar (₩249,3 triliun) yang didukung oleh laba bersih perusahaan asuransi dan penerbitan sekuritas modal baru. Penurunan suku bunga pasar dan perubahan asumsi tingkat diskonto juga memengaruhi penilaian.
|Baca juga: Jutaan Orang Belum Punya Rumah, Fahri Tawarkan Solusi Lewat Subsidi Tanah
|Baca juga: Bappenas Siapkan Skema Pembiayaan Perumahan Inklusif untuk Masyarakat Menengah Bawah
Di sisi lain, modal yang dibutuhkan naik sebesar US$4,3 miliar (₩5,9 triliun) menjadi US$92,0 miliar (₩126,0 triliun) selama periode yang sama. Kenaikan ini utamanya didorong oleh risiko kecacatan dan morbiditas sebesar US$2,2 miliar (₩3,0 triliun), yang mencerminkan penjualan produk perlindungan jangka panjang yang lebih tinggi.
|Baca juga: AHY: Perumahan Jadi Kunci Hadapi Ledakan Urbanisasi di 2045
|Baca juga: Danantara Bakal Rampingkan 16 Perusahaan Asuransi BUMN, Ini Tujuannya!
Kenaikan ini utamanya didorong oleh kenaikan risiko kecacatan dan morbiditas sebesar US$2,2 miliar (₩3,0 triliun), mencerminkan peningkatan penjualan produk proteksi jangka panjang. Lebih lanjut, risiko suku bunga juga naik US$1,2 miliar (₩1,7 triliun) karena ketidaksesuaian yang melebar antara aset dan kewajiban.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News