Media Asuransi, JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020, berdampak besar terhadap industri asuransi. Di awal pandemi hingga varian Delta pada pertengahan 2021, angka di tabel mortality rate sempat melonjak tinggi, walau belakangan mulai turun lagi menuju ke normal.
Presiden Direktur PT AIA Financial, Sainthan Satyamoorthy, mengatakan bahwa data AIA Financial menunjukkan dampak Covid-19 besar sekali terhadap risiko kematian. Pada saat Delta, mortality rate naik 200 persen hingga 300 persen dari biasanya.
|Baca juga: Industri Asuransi Jiwa Luncurkan Tabel Morbiditas Indonesia Edisi Pertama Khusus Penyakit Kritis
“Jadi rasio kematian jauh lebih tinggi. Dan ini tidak ada bedanya berdasar umur, baik umur produktif maupun yang tua, impact-nya sama,” katanya saat berbicara di Kompas CEO Forum: CEO Live Series #4: “Masa Depan Sistem Pelayanan Kesehatan Berkelanjutan”, di Jakarta, Jumat, 25 November 2022.
Lebih lanjut dia jelaskan bahwa pasca varian Delta, kemudian sejak vaksinasi mulai berjalan, sejak booster mulai berjalan, perbedaan angka di tabel mortality rate hampir hilang. “We are back to close to normal mortality rate. Mengapa saya sampaikan itu, karena jika kita bicara risiko pandemi ke depan, imposible to predict,” tuturnya.
Menurut Sainthan, masalah kesehatan kita saat bukan hanya terkait pandemi namun juga penyakit yang tidak menular. Jika pandemi, maka vaksinasi adalah langkah antisipasinya. Sedangkan untuk penyakit tidak menular, diperlukan perubahan kebiasaan.
Dia tambahkan, 70 dari kematian yang lebih awal dari ekpektasi disebabkan oleh kebiasaan: merokok, asupan makanan yang tidak sehat, tidak berolahraga, konsumsi alkohol berlebihan, dan polusi udara. “Kelima hal itu dapat diubah, yakni kita perlu melakukan perubahan kebiasaan dan perilaku,” tegasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
