Media Asuransi, JAKARTA – PT Asuransi MSIG Indonesia (MSIG Indonesia) menjadi perusahaan asuransi pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi drone melalui Layanan Drone Survey beresolusi tinggi. Inovasi ini dilakukan untuk memperkuat manajemen risiko.
Layanan ini merupakan bagian dari Loss Control Service MSIG Indonesia dan diberikan tanpa biaya tambahan bagi nasabah korporasi pemegang polis asuransi properti. Melalui Layanan Drone Survey, nasabah dapat memperoleh pemahaman awal mengenai kondisi aset mereka, khususnya pada area yang sulit dijangkau seperti atap atau bagian eksterior bangunan.
|Baca juga: OJK Tekankan Penguatan Tata Kelola dan Manajemen Risiko Hadapi Tantangan Ekonomi
Pendekatan ini memungkinkan deteksi lebih dini terhadap potensi isu, sekaligus meningkatkan keselamatan kerja karena tidak mengharuskan pekerja melakukan pemeriksaan manual di area berisiko tinggi.
Inisiatif ini juga sejalan dengan arah kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas layanan dan perlindungan konsumen. MSIG Indonesia berkomitmen menghadirkan inspeksi aset yang lebih aman, presisi, dan efisien demi memberikan pengalaman terbaik bagi nasabah korporasi.
“Melalui Layanan Drone Survey ini, kami ingin membantu nasabah mengantisipasi risiko sejak dini. Survei yang sebelumnya memerlukan akses ke area berbahaya kini dapat dilakukan dengan lebih aman, dan hasilnya bisa langsung dimanfaatkan untuk perawatan aset maupun perencanaan operasional,” kata Direktur Marketing MSIG Indonesia, Tomosuke Tsuruoka, dalam keterangan tertulis yang dikutip Kamis, 27 November 2025.
|Baca juga: OJK Nilai Prospek Industri Asuransi Tetap Positif di 2026
Lebih lanjut dia jelaskan bahwa penggunaan drone juga memungkinkan tim survei melihat kondisi bangunan dengan lebih jelas dibandingkan metode tradisional. Drone dapat mengambil gambar beresolusi tinggi dari beberapa sudut, seperti dari atas, miring, maupun jarak dekat, sehingga potensi masalah seperti korosi, retakan, panel yang terlepas, atau tanda-tanda kebocoran dapat terdeteksi lebih cepat.
Ketika dibutuhkan, penggunaan kamera termal atau infrared juga membantu mengidentifikasi titik panas atau anomali temperatur yang tidak terlihat melalui pemeriksaan visual biasa. Temuan ini dapat menjadi indikasi awal adanya potensi masalah pada area tertentu.
|Baca juga: Pergeseran Pembayaran Premi Dipicu Daya Beli, Ini Respons Pengamat hingga Asosiasi
Dalam pelaksanaannya, drone akan merekam visual menyeluruh dari bangunan yang disurvei. Untuk kasus tertentu, kamera termal juga dapat digunakan guna mendeteksi perubahan temperatur yang menandakan potensi masalah pada sistem kelistrikan atau panel surya. Informasi tersebut membantu nasabah menentukan prioritas tindak lanjut berdasarkan hasil visual yang lebih jelas.
MSIG Indonesia menegaskan bahwa layanan ini tidak dimaksudkan menggantikan pemeriksaan teknis profesional atau vendor inspeksi. Teknologi drone digunakan sebagai alat pendukung penilaian risiko, bukan sebagai layanan inspeksi komersial.
Visual yang diperoleh digunakan untuk memberikan gambaran awal kepada nasabah. Sementara tindak lanjut teknis tetap menjadi kewenangan dan tanggung jawab tim internal atau penyedia jasa profesional yang kompeten.
“Ketika kondisi aset dapat diketahui lebih awal, perusahaan memiliki ruang untuk merespons secara lebih cepat dan menetapkan prioritas penanganan dengan lebih tepat. Pendekatan ini bukan hanya membantu menjaga kelangsungan operasional, tetapi juga memastikan bahwa fasilitas tetap berada dalam kondisi yang mendukung stabilitas dan keberlanjutan bisnis jangka panjang,” tambah Tomosuke Tsuruoka.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
