1
1

Munich Re Sebut Pasar Asuransi Siber Alami Evolusi Signifikan di 2024

Ilustrasi. | Foto: munichre.com

Media Asuransi, GLOBAL – Pasar asuransi siber mengalami evolusi yang signifikan. Dalam laporan terbarunya, Munich Re menyoroti perkembangan ini di tengah meningkatnya ancaman digital di 2024.

CEO Munich Re Thomas Blunck menyoroti kesenjangan yang mencolok dalam cakupan risiko siber, mengacu pada survei siber global yang menemukan bahwa 87 persen manajer percaya bahwa perusahaan mereka tidak cukup terlindungi dari ancaman siber.

“Kesadaran dan permintaan akan risiko terus meningkat, juga dengan latar belakang ancaman yang berkembang pesat dari penjahat siber yang agresif, teknologi, dan ketergantungan baru, serta krisis geopolitik,” ujar Blunck, dikutip dari Laman Insurance Business, Jumat, 5 April 2024.

Eskalasi risiko siber telah didorong oleh kemajuan pesat dalam teknologi, termasuk kecerdasan buatan dan komputasi awan. Ketergantungan yang terus meningkat pada infrastruktur digital di seluruh industri global, ditambah dengan kecanggihan penjahat siber dan ketegangan geopolitik, menciptakan lanskap ancaman siber yang menantang.

|Baca juga: Diakuisisi Bank BTPN, Pefindo Naikkan Peringkat Oto Multiartha Jadi idAAA

Ketergantungan ekonomi digital terhadap TI, IoT, OT, dan layanan digital menggarisbawahi peran yang dimainkan perusahaan asuransi dalam melindungi bisnis dari ancaman siber.

Meskipun demikian, survei Munich Re menunjukkan, sebagian besar pengambil keputusan global percaya perlindungan siber mereka tidak memadai, menyoroti kebutuhan akan peningkatan penetrasi dan ketahanan asuransi siber.

Lonjakan serangan siber

Adapun beberapa bulan terakhir ini telah terjadi lonjakan serangan siber, dengan pembayaran ransomware dan kerugian akibat pembobolan email bisnis yang melonjak. Pembobolan data terus menimbulkan biaya yang besar, dengan harga rata-rata pembobolan mencapai titik tertinggi.

Insiden-insiden ini menggarisbawahi pentingnya asuransi siber dalam memitigasi kerugian finansial dari serangan siber. Ke depan, lanskap risiko siber diperkirakan dibentuk oleh beberapa tren dan ancaman utama. Adopsi kecerdasan buatan (AI) memberikan peluang dan tantangan, dengan AI diharapkan dapat mengotomatisasi dan mempersonalisasi serangan siber.

Namun, AI juga diharapkan, dalam beberapa kasus, dapat meningkatkan kemampuan pertahanan siber. Lanskap peraturan, seperti Undang-Undang Kecerdasan Buatan Uni Eropa, berkembang untuk mengatasi tantangan-tantangan baru ini.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post H-7 Lebaran, Jasamarga Catat 209.608 Kendaraan dari Jabotabek Menuju Bandara Soekarno-Hatta
Next Post Perkuat Pemasaran Digital, Avrist Assurance Gandeng Cermati Protect

Member Login

or