Media Asuransi, JAKARTA – Dewan Asuransi Australia (ICA) mengumumkan peta jalan strategis baru untuk mengatasi krisis kekurangan keterampilan dan bakat yang melanda sektor asuransi Australia. Harapannya bisa berdampak terhadap laju bisnis di kemudian hari.
Dengan sembilan dari 10 pemberi kerja di industri asuransi yang kesulitan menemukan staf terampil tahun lalu, peta jalan ini menjadi respons penting terhadap tantangan yang diperkirakan semakin memburuk.
Dilansir dari laman Insurance Asia, Senin, 9 September 2024, kekurangan tenaga kerja terampil di sektor asuransi merupakan salah satu yang terparah dalam beberapa dekade terakhir. Berbagai faktor, seperti perubahan demografis, dampak pandemi, kesenjangan keterampilan, dan menurunnya mobilitas tenaga kerja, turut memperburuk situasi ini.
Survei yang dilakukan oleh Hays pada 2023 menunjukkan 90 persen pemberi kerja di industri asuransi kesulitan menemukan staf yang terampil, terutama di bidang klaim tanggung jawab, kompensasi pekerja, dan underwriting.
|Baca juga: 8 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Masih Masuk Pengawasan Khusus
|Baca juga: 9 Alasan Bank Konvensional Masih Jadi Primadona di Masyarakat
Selain itu, dampak perubahan iklim juga menjadi tantangan besar bagi sektor asuransi. Peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi, seperti banjir pada 2022 yang mengakibatkan kerugian US$7,17 miliar dari lebih dari 300 ribu klaim, memaksa perusahaan asuransi untuk beradaptasi dengan perencanaan tenaga kerja yang lebih fleksibel dan skalabel.
ICA juga menyoroti tantangan dari tenaga kerja yang menua di industri ini. Hampir 30 persen karyawan di sektor asuransi diperkirakan mencapai atau melebihi usia pensiun pada 2030, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya.
Untuk mengatasi krisis ini, ICA menekankan pentingnya keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) dalam menarik bakat-bakat baru. ICA berkomitmen agar sektor asuransi menjadi pilihan utama bagi tenaga kerja yang beragam pada 2030, mencerminkan keberagaman komunitas dan pelanggan yang mereka layani.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News