Media Asuransi, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sukses menggelar Convention Top Agent Awards (TAA) ke-38 di Yogyakarta, 14 Agustus 2025. Acara ini mempertemukan ratusan tenaga pemasar berprestasi, pimpinan perusahaan anggota, regulator, dan pemangku kepentingan industri dengan tujuan memperkuat profesionalisme agen asuransi jiwa di tengah tantangan digitalisasi dan perubahan perilaku konsumen.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono, menegaskan peran sentral agen dalam mendistribusikan produk asuransi jiwa.
“Kanal keagenan telah menjadi pilar utama distribusi asuransi jiwa di Indonesia. Di era transformasi digital, agen tidak hanya dituntut menguasai penjualan, tetapi juga memberikan edukasi, membangun kepercayaan, dan menjadi konsultan keuangan bagi masyarakat. OJK mendorong seluruh pelaku industri untuk memastikan tenaga pemasar memiliki kompetensi, integritas, dan relevansi dengan perkembangan zaman,” ujar Ogi dalam keterangan resmi AAJI yang dikutip Rabu, 20 Agustus 2025.
|Baca juga: Inilah Arti Penting Keberadaan Database Agen Asuransi Indonesia dan Database Polis Asuransi Indonesia
Dalam kesempatan itu, Ogi juga menyaksikan peluncuran implementasi QR Code pada Surat Tanda Terdaftar (STTD) agen asuransi yang diterbitkan melalui Sistem Perizinan dan Registrasi Terintegrasi (SPRINT) OJK.
Inovasi ini akan memudahkan calon pemegang polis memverifikasi status agen asuransi terdaftar. Ke depan, setiap perusahaan asuransi diwajibkan mencantumkan QR Code STTD pada kartu identitas maupun kartu nama agen, sehingga transparansi dan akuntabilitas profesi semakin terjamin.
AAJI dalam acara ini juga memperkenalkan Microsite Asuransi Jiwa, platform pembelajaran digital yang dirancang untuk memperkuat literasi dan profesionalisme tenaga pemasar di seluruh Indonesia. Microsite ini menyediakan materi pelatihan yang mudah diakses, fleksibel, dan berkelanjutan, sehingga setiap agen dapat terus meningkatkan kompetensi kapan saja dan di mana saja.
|Baca juga: Agen Asuransi, Profesi yang Menjanjikan
Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, menegaskan bahwa konsistensi AAJI dalam menyelenggarakan TAA selama hampir empat dekade merupakan wujud nyata komitmen terhadap pengembangan tenaga pemasar.
“Agen asuransi jiwa telah berevolusi menjadi konsultan keuangan yang kredibel, berperan penting dalam memperluas proteksi dan meningkatkan literasi keuangan. Profesionalisme bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Melalui pelatihan berkelanjutan, platform digital seperti Microsite Asuransi Jiwa, dan rencana pembangunan Center of Excellence, kami ingin memastikan lahirnya agen-agen baru yang berprestasi dan berintegritas,” jelas Budi.
|Baca juga: AASI Blak-blakan Beberkan Penyebab Jumlah Agen Asuransi Turun, Akibat Aturan Penjualan Unitlink Berubah?
Tahun ini, Convention TAA AAJI menghadirkan dua pembicara utama dengan tema relevan di era digital. Didiet Maulana, desainer terkemuka, membawakan topik “Shifting from Product Selling to Customer-Centric Solutions”.
Didiet menekankan pentingnya koneksi emosional dalam interaksi bisnis, karena agen harus memandang klien bukan sekadar target penjualan, melainkan individu yang membutuhkan solusi. “Kalau kita tidak mau ikut arus, kita akan tergerus. Tetapi kalau ikut arus tanpa mengenali jati diri, kita akan kehilangan arah,” tegas Didiet.
Sementara itu, Raditya Dika mengangkat tema “Building & Communicating a Strong Personal Branding”. Dia menekankan bahwa personal branding bukanlah klaim diri, melainkan apa yang dibicarakan orang lain tentang kita. Raditya mengingatkan pentingnya storytelling yang kuat, konten yang menjawab kebutuhan audiens, serta call to action yang jelas untuk membangun kepercayaan dan mendorong keputusan pembelian.
Ketua Panitia TAA 2025, Karin Zulkarnaen, menjelaskan alasan pemilihan kedua tema tersebut. “Reputasi tenaga pemasar merepresentasikan reputasi industri. Topik personal branding kami angkat agar agen mampu membangun citra diri yang positif, autentik, dan konsisten. Sementara itu, pendekatan customer-centric penting untuk menjawab persepsi bahwa agen hanya fokus menjual, padahal kunci keberhasilan jangka panjang ada pada rekomendasi tepat dan layanan purna jual yang membangun kepercayaan,” tutur Karin.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News