1
1

Outlook Industri Asuransi Singapura: Tantangan Digital dan Kekurangan Perlindungan

Ilustrasi Perekonomian Singaputa. | Foto: Ist

Media Asuransi, GLOBAL – 50 perusahaan asuransi teratas di Singapura mengalami penurunan aset sebesar 3,7% year on year (yoy) pada tahun 2022. Outlook industri dari para ahli untuk tahun 2023-2024 berfokus pada evolusi digital dengan AI, kesenjangan perlindungan, kemitraan strategis, dan ketahanan di tengah tantangan.

Aset dari 50 perusahaan asuransi terbaik di Singapura yang termasuk dalam Peringkat Asuransi Review Bisnis Singapura turun sebesar 3,7% yoy pada tahun 2022, mengalahkan tren pertumbuhan dalam edisi tahun sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 5,1% yoy pada tahun 2021.

Dilansir dari laman Insurance Asia, penurunan ini disebabkan oleh kinerja keseluruhan bisnis asuransi jiwa, yang mengalami kontraksi sebesar 4,1%, sementara perusahaan asuransi umum mengalami pertumbuhan 9,7% yang sejuk, menurut Kementerian Perdagangan dan Industri.

|Baca juga: Bagaimana Industri Asuransi Jiwa Singapura Hadapi Tantangan 2024?

Peringkat Asuransi Review Bisnis Singapura menyusun daftar tahunan dari 50 perusahaan asuransi terkemuka di Singapura, berdasarkan aset mereka. Informasi diperoleh dari statistik tahunan yang disediakan oleh Otoritas Moneter Singapura (MAS), dengan peringkat terbaru mencerminkan data dari tahun 2022 dan membuat perbandingan yoy.

Peringkat tahunan melihat 21 perusahaan asuransi jiwa, 23 perusahaan asuransi umum, empat perusahaan reasuransi jiwa, dan dua perusahaan reasuransi umum dalam daftar 50 teratas.

Di antara 10 besar perusahaan asuransi, tujuh mengalami kontraksi dalam peningkatan tahunannya sementara hanya dua yang mencatat pertumbuhan, dan yang lainnya tidak mengalami perubahan statistik.

Menjaga posisi teratas seperti tahun lalu adalah Great Eastern Life, meskipun mengalami penurunan aset sebesar 1,52% yoy. AIA Singapura juga bertahan di posisi kedua, meskipun asetnya turun sebesar 11,45% yoy.

Di posisi ketiga adalah Prudential Singapura yang mengalami kontraksi sebesar 7,15% , diikuti oleh Income Insurance di posisi keempat yang mengalami kontraksi 9,44%. Kemudian diikutu Manulife dengan kenaikan aset 0,64% yoy.

Di antara sepuluh besar, Singlife mencatat pertumbuhan terbesar sebesar 6,91% yoy di posisi keenam. Sisanya di sepuluh besar semuanya mengalami penurunan aset secara yoy, yakni: Tokio Marine Life di posisi ketujuh, HSBC Insurance di posisi kedelapan, HSBC Life di posisi kesembilan, dan Etiqa di posisi kesepuluh.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Dampak Keputusan Chubb Menarik Produk Asuransi Rumah di Pasar Australia
Next Post Allianz Syariah Lanjutkan Roadshow ke Makassar

Member Login

or