Media Asuransi, JAKARTA – Para bos perusahaan di Asia ternyata lebih mempertimbangkan biaya saat membeli asuransi Directors & Officers (D&O), meski ancaman hukum makin besar. Willis Towers Watson (WTW) dan firma hukum Clyde & Co mengungkapkan hampir 80 persen pemimpin perusahaan di Asia menganggap pelanggaran regulasi sebagai ancaman utama.
Serangan siber dan kebocoran data masih jadi tiga risiko terbesar, sementara isu kesehatan dan keselamatan yang dulu paling dikhawatirkan kini turun ke posisi empat. Head of Financial Institutions & D&O Clyde & Co James Cooper mengatakan para eksekutif kini menghadapi risiko yang makin rumit akibat perubahan geopolitik, kemajuan teknologi, dan tekanan ekonomi.
“Asuransi D&O harus bisa mengikuti perubahan ini dan benar-benar melindungi para pemimpin perusahaan dari ancaman seperti serangan siber atau kebocoran data,” ujar Cooper, dikutip dari Insurance Asia, Selasa, 25 Maret 2025.
|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Kucurkan Rp9,01 Triliun KUR ke 77.500 UMKM hingga Februari 2025
|Baca juga: GoPay Digitalisasi Terminal Kalideres Dorong Kelancaran Mudik 2025
Uniknya, isu perubahan iklim yang sebelumnya jadi perhatian utama, kini bahkan tidak lagi masuk dalam tujuh besar kekhawatiran para bos perusahaan. Riset ini juga menemukan 72 persen pemimpin perusahaan di Asia sadar bahwa risiko siber dan privasi data itu penting, tetapi masih banyak dewan direksi yang belum paham betul bagaimana menghadapinya.
Di sisi lain, kecerdasan buatan (AI) justru dianggap sebagai ancaman paling rendah, dengan hanya 56 persen responden yang menganggapnya sebagai isu besar. Untuk pertama kalinya sejak 2018, gugatan perdata dan tuntutan dari pihak ketiga masuk dalam daftar kekhawatiran utama. Sebanyak 65 persen responden menyebutnya sebagai ancaman serius.
Perusahaan kecil dengan pendapatan di bawah US$50 juta serta perusahaan menengah dengan pendapatan US$1 miliar hingga US$5 miliar lebih waspada terhadap tuntutan hukum. Sementara itu, perusahaan besar dengan pendapatan di atas US$5 miliar lebih fokus pada isu keberagaman, risiko suap, dan korupsi.
Head of Financial, Professional & Executive Risks (FINEX) Asia WTW Namit Mahajan mengatakan regulasi yang makin kompleks di Asia bikin banyak bos perusahaan pusing soal kepatuhan hukum. “Meski risiko gugatan makin tinggi, biaya tetap jadi pertimbangan utama saat membeli asuransi D&O,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News