1
1

Para Pensiunan Diprediksi Masih Perlu Sokongan Keluarga

CEO & President Director MAMI, Afifa. | Foto: MAMI

Media Asuransi, JAKARTA – CEO & President Director, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Afifa, menyampaikan bahwa manusia hidup melewati tiga tahap, yakni pra-produktif, produktif, dan masa pensiun. Di tahap pertama kita tergantung pada orang lain, namun di tahap yang ketiga dapat kita persiapkan.

Selama masa pra-produktif, masa kanak-kanak dan remaja di saat hidup kita ditanggung oleh orang tua. Masa pensiun adalah periode di saat kita tak lagi aktif bekerja untuk menghasilkan pendapatan dan biasanya sudah berhenti dari pekerjaan.

|Baca juga: Inilah Idaman Para Pensiunan di Indonesia

“Karena itu, selama masa produktif, kita harus mampu mengejar dua hal sekaligus, yakni menghidupi diri di masa produktif dan mempersiapkan bekal yang cukup bagi diri di masa tua,” kata Afifa dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa, 12 Agustus 2025.

Pada pertengahan 2025, Manulife menggagas Asia Care Survey 2025, sebuah survei lingkup Asia mengenai hidup di masa tua. Asia Care Survey 2025 menemukan berbagai fakta dan pendapat seputar kesiapan hari tua dari lebih dari 9,000 responden berusia 25 tahun ke atas (termasuk 60+) di Indonesia, China, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

|Baca juga:Persiapan Pensiun, Perencanaan Income Saat Tak Lagi Produktif

Dalam survei kali ini ditemukan bahwa 76 persen responden Indonesia merasa yakin telah memiliki bekal hari tua yang cukup. Jika saja fakta ini benar, bahwa sebagian besar orang Indonesia telah mantap secara finansial menempuh hari tua, maka beban finansial para keluarga jauh berkurang. “Sayangnya, ketika dipertemukan dengan dua pertanyaan berikutnya, terbukti bahwa keyakinan tersebut perlu dikaji kembali,” tutur Afifa.

Alasannya, ketika ditanya berapa lama responden Indonesia sanggup bertahan dengan dana yang dimiliki, jika terpaksa kehilangan pendapatan dan tanpa meminta bantuan kerabat atau saudara, hanya 51 persen yang menyatakan sanggup bertahan lebih dari satu tahun, dan hanya 40 persen yang sanggup bertahan lebih dari 1,5 tahun.

|Baca juga: Setop Belanja Barang Ini Saat Pensiun

Persentase ini membuktikan bahwa keyakinan akan kecukupan bekal pensiun sangat perlu dipertanyakan, dan juga kebanyakan orang Indonesia masih akan memerlukan sokongan kerabat dan keluarga.

Ketika ditanya seberapa cepat mereka bisa mendapatkan bantuan dari kerabat atau keluarga, 87 persen responden menyatakan segera atau hingga lebih dari dua minggu, sementara 13 persen menyatakan “Saya tak yakin ada keluarga yang bisa membantu saya”, dengan sebaran 12 persen di antara populasi produktif dan 16 persen di populasi pensiun.

Afifa menyatakan bahwa jika tak cermat mempersiapkan bekal hari tua, kita akan meneruskan tradisi sandwich generation di keluarga kita, bergantung dan terus menjadi beban bagi anak dan cucu kita.

Paduan dari bias keyakinan bahwa kita telah cukup menyiapkan pensiun, dengan fakta bahwa ketersediaan dana pensiun yang begitu terbatas, membutuhkan kita untuk segera membuka mata. “Kita perlu berhenti denial, dan mulai berhitung dengan teliti, serta mulai mengambil tindakan untuk mengamankan masa tua kita,” tegasnya.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post KB Bank (BBKP) Tawarkan Kupon Obligasi 6,85%
Next Post Nikkei Jepang Pecah Rekor Usai Gencatan Perang Dagang Diperpanjang

Member Login

or