Media Asuransi, GLOBAL – Laporan CoinLaw menyebutkan pasar asuransi banjir global diperkirakan bakal mencapai US$25,21 miliar pada 2025. Meski demikian, tingkat kepemilikan asuransi banjir di berbagai negara masih sangat beragam.
Melansir Insurance Asia, Senin, 29 September 2025, disebutkan di Jepang, lebih dari 75 persen pemilik rumah sudah memiliki perlindungan banjir melalui polis standar. Cakupan tinggi juga terlihat di Jerman dan Belanda, yang melaporkan kepemilikan asuransi banjir di atas 90 persen di beberapa wilayah rawan banjir, ditopang sistem pertahanan yang kuat.
|Baca juga: BRI (BBRI) Naikkan Suku Bunga Deposito Dolar AS Jadi 4%
|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Naikkan Suku Bunga Deposito Valas Jadi 4%, Ini Alasannya!
Sebaliknya, di Eropa Timur, tingkat adopsi masih di bawah 30 persen, sementara di wilayah berisiko tinggi seperti India dan Filipina bahkan kurang dari 10 persen.
Di Kanada, sekitar 10 persen rumah tangga masih sangat rentan terhadap banjir karena tidak memiliki asuransi, sementara 54 persen pemilik rumah sudah memiliki perlindungan terhadap banjir darat.
Di Inggris, skema Flood Re telah membantu 660 ribu rumah tangga mendapatkan premi bersubsidi pada 2025. Sementara itu, di Australia, Northern Territory mewajibkan perlindungan banjir untuk pembangunan baru, yang mendorong peningkatan kepemilikan asuransi hingga 25 persen sejak 2018.
|Baca juga: Terbongkar! Ini Alasan Adrian Gunadi Eks Bos Investree Butuh Waktu Lama Dibekuk Interpol
Lebih lanjut, India juga mulai mengenalkan produk mikroasuransi dengan premi tahunan hanya US$3 untuk melindungi rumah tangga berpenghasilan rendah dari risiko banjir.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News