1
1

Pasar Asuransi Jiwa India Diramal Capai US$170 Miliar di 2029, Apa Pemicunya?

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – GlobalData mengungkapkan pasar asuransi jiwa India diperkirakan tumbuh dari US$110,2 miliar pada 2024 menjadi US$170,0 miliar pada 2029. Peningkatan ini diiringi dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 9,6 persen untuk premi bruto tertulis (GWP).

Melansir Insurance Asia, Rabu, 6 Agustus 2025, GWP diperkirakan mencapai US$120,5 miliar pada 2025, tumbuh 9,9 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan literasi keuangan, adopsi digital, dan permintaan yang meningkat untuk produk asuransi jiwa berjangka dan seumur hidup, utamanya di kalangan konsumen muda.

|Baca juga: Repricing Saja Tidak Cukup, AXA Financial Bongkar Jurus Tahan Klaim Membengkak dan Tetap Cuan

|Baca juga: AXA Financial Indonesia Cetak Laba Rp22 Miliar hingga Juni 2025

Selain itu, perempuan dan komunitas yang kurang terlayani juga berkontribusi pada pertumbuhan, didukung oleh produk dan inisiatif yang ditargetkan seperti program Bima Sakhi Yojana yang didukung pemerintah.

Di sisi lain, populasi usia kerja India yang terus bertambah, peningkatan tingkat pendapatan, dan partisipasi tenaga kerja perempuan yang lebih tinggi semakin mendukung permintaan akan produk tabungan dan perlindungan jangka panjang.

Berdasarkan GobalData, pertumbuhan ini didorong oleh penetrasi asuransi jiwa sebesar 3,8 persen, jauh di bawah pasar seperti Hong Kong 15,4 persen dan Korea Selatan 7,1 persen, dan India yang masih kurang terasuransi.

Produk baru seperti Bima Vistaar, diluncurkan pada April 2025, bertujuan untuk menutup kesenjangan ini dengan menawarkan perlindungan berbiaya rendah bagi penduduk pedesaan. Selain itu, dukungan regulasi juga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan.

|Baca juga: OJK Nilai Target IHSG 8.000 dari BEI Realistis, tapi Ingatkan Risiko Ini

|Baca juga: Menuju Maybank Marathon 2025, Semangat Para Pelari Dijaga Lewat Road To Maybank Marathon

Sementara peningkatan batas investasi asing langsung (FDI) bertumbuh dari 74 persen menjadi 100 persen, serta kemungkinan pemotongan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk asuransi jiwa dan kesehatan dari 18 persen menjadi 12 persen yang dapat meningkatkan keterjangkauan dan minat investor.

Upaya Otoritas Pengaturan dan Pengembangan Asuransi India (IRDAI) untuk mencapai cakupan universal pada 2047 termasuk platform digital seperti Bima Sugam diperkirakan mempermudah akses dan meningkatkan partisipasi.

Analis Asuransi Senior GlobalData Swarup Kumar Sahoo mengatakan kolaborasi dengan lembaga mikrofinansial dan layanan pos akan memperluas cakupan di daerah pedesaan dan mendukung pertumbuhan premi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Perkirakan Kondisi Kredit di Emerging Market Bakal Lebih Menantang
Next Post IHSG Melemah Tipis di Sesi I Rabu

Member Login

or