1
1

Pasar Asuransi Umum Australia Diramal Tembus US$93,9 Miliar di 2029, Ini Pendorong Utamanya!

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi umum di Australia diproyeksikan terus tumbuh pesat dan mencapai US$93,9 miliar dalam bentuk premi bruto (DWP) pada 2029. Laporan GlobalData menunjukkan pasar ini diperkirakan mengalami pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 8,8 persen, naik dari US$62,5 miliar pada 2024.

Dilansir dari Insurance Asia, Jumat, 25 Juli 2025, di 2025 saja, nilai pasar diprediksi menyentuh US$67,9 miliar, meningkat 8,6 persen dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan permintaan terhadap asuransi kecelakaan pribadi dan kesehatan (PA&H), yang pada 2024 berkontribusi sebesar 34,2 persen dari total DWP.

|Baca juga: Rayakan Hari Anak Nasional, Maybank Indonesia (BNII) Ajak Siswa Belajar Kelola Uang Sejak Dini

|Baca juga: OJK dan Kemenkeu Kompak Dukung Kemajuan Aktuaris di Indonesia, Ini Buktinya!

Segmen ini diperkirakan tumbuh 5,3 persen di 2025, seiring naiknya biaya layanan kesehatan dan jumlah warga Australia yang memiliki asuransi kesehatan swasta yang kini mencapai lebih dari 15 juta jiwa (54,9 persen dari populasi).

Asuransi properti menjadi lini terbesar kedua, dengan proyeksi kontribusi sebesar 27 persen dari DWP pada 2025. Setelah mencatat pertumbuhan 14,7 persen pada 2024, segmen ini diperkirakan tumbuh lagi sebesar 13,7 persen tahun depan, dipacu oleh meningkatnya biaya klaim, inflasi, biaya konstruksi, serta lonjakan permintaan pascabencana alam.

Premi asuransi rumah dengan multi-risiko diketahui telah naik sebesar 65 persen dalam lima tahun terakhir. Investasi infrastruktur di sektor energi terbarukan dan transportasi juga turut mendorong pertumbuhan asuransi properti.

Sementara itu, asuransi kendaraan bermotor diproyeksikan menyumbang 26,4 persen dari DWP pada 2025, dan akan tumbuh dengan CAGR sebesar 12,3 persen selama 2025 hingga 2029. Penjualan kendaraan yang meningkat, biaya operasional yang lebih tinggi, serta peralihan ke mobil listrik dan hybrid menjadi faktor utama pendorongnya.

|Baca juga: Tarif Amerika Serikat Turun, Indonesia Bakal Untung atau Buntung?

|Baca juga: PAI Prediksi Ada 1.000 Aktuaris Bersertifikasi ASAI hingga FSAI di RI

Premi asuransi mobil komprehensif telah melonjak 42 persen sejak 2019. Segmen lainnya seperti asuransi keuangan, tanggung gugat, serta asuransi kelautan/penerbangan/transit akan menyumbang sekitar 13,4 persen dari total DWP pada 2025.

Meski digitalisasi layanan kesehatan dan kebijakan yang semakin personal membantu adaptasi industri, namun perusahaan asuransi tetap menghadapi tekanan dari inflasi, tingginya biaya klaim, hingga risiko iklim. Selain itu, potensi risiko eksternal seperti tarif balasan dari Amerika Serikat dapat semakin meningkatkan biaya klaim.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Sesi I Melemah Usai Aksi Profit Taking
Next Post UOB Luncurkan Business Circle di Indonesia untuk Dukung Pemimpin Bisnis Generasi Penerus

Member Login

or