Media Asuransi, GLOBAL – Pasar asuransi umum di Singapura diperkirakan terus tumbuh hingga mencapai US$6,5 miliar atau sekitar S$8,6 miliar pada 2030. Menurut laporan GlobalData, pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi ekonomi, naiknya permintaan asuransi kesehatan, peningkatan premi asuransi kendaraan, dan nilai properti yang tetap kuat.
Diperkirakan pasar asuransi umum Singapura mencatat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) 6,7 persen pada 2025 dan 6,3 persen per tahun sepanjang 2026 hingga 2030. Empat segmen utama yaitu asuransi kecelakaan dan kesehatan pribadi (PA&H), kendaraan bermotor, properti, dan tanggung gugat diprediksi menyumbang 81,3 persen dari total premi bruto tahun ini.
“Premi asuransi kendaraan diperkirakan meningkat karena biaya klaim yang tinggi,” ujar Senior Insurance Analyst GlobalData Kumar Sahoo, dikutip dari Insurance Asia, Kamis, 13 November 2025.
Ia menambahkan inflasi medis, populasi lanjut usia, serta peluncuran produk baru seperti asuransi kesehatan tertanam (embedded) dan perlindungan kecelakaan untuk kaum muda akan meningkatkan permintaan PA&H.
Segmen PA&H diproyeksikan menjadi kontributor terbesar dengan porsi sekitar seperempat dari total premi bruto tahun ini. Lini bisnis ini mencatat pertumbuhan tahunan majemuk 15,7 persen selama 2021 hingga 2025, didorong meningkatnya pengeluaran kesehatan dan bertambahnya jumlah lansia.
Asosiasi Asuransi Jiwa Singapura mencatat sekitar 72 persen penduduk memiliki Integrated Shield Plan hingga paruh pertama 2025. Inflasi medis mencapai 10,1 persen pada 2024 akibat teknologi medis baru, rendahnya pembagian biaya, dan kemajuan farmasi.
Kenaikan biaya kesehatan ini mendorong perusahaan asuransi memperluas manfaat asuransi kesehatan kelompok agar lebih inklusif.
Populasi lanjut usia juga menjadi faktor penting. Data National Population and Talent Division menunjukkan 20,7 persen warga Singapura berusia 65 tahun ke atas pada akhir 2025, naik dari 13,1 persen pada 2005. Kondisi ini akan menjaga pertumbuhan premi PA&H di kisaran 7,7 persen per tahun antara 2026 dan 2030.
Asuransi kendaraan menjadi lini bisnis terbesar kedua dengan porsi 20,6 persen dari total premi 2025. Premi diperkirakan naik 6,7 persen pada 2025 dan 6,2 persen pada 2026 seiring peningkatan tarif dan penjualan kendaraan yang tumbuh 25 persen secara tahunan, didorong program insentif mobil listrik pemerintah.
Asuransi properti menempati posisi ketiga dengan pangsa 19,1 persen dan diperkirakan tumbuh 7,5 persen pada 2025 serta 6,3 persen pada 2026, ditopang pembangunan infrastruktur dan perumahan. Produk asuransi kesehatan tertanam dan berbasis perilaku juga makin populer karena membantu perusahaan menekan biaya klaim melalui perilaku pelanggan yang lebih sehat.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
