1
1

Peluang Profesi Pemasar Asuransi Syariah di Tengah Tantangan Ekonomi

Ilustrasi. | Foto: Allianz Syariah

Media Asuransi, JAKARTA – Saat ini, Indonesia tengah mengalami tekanan demografi yang signifikan. Setiap tahun, jutaan orang memasuki usia produktif, namun tidak semuanya dapat langsung mengakses lapangan kerja formal yang memadai.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2025 sebanyak 153,05 juta orang, naik 3,67 juta orang dibanding Februari 2024. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,80 persen poin dibanding Februari 2024.

Sementara, BPS juga mencatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang pada Februari 2025. Angka ini meningkat dibandingkan Februari tahun sebelumnya sebanyak 7,20 juta orang.

|Baca juga: Inilah Arti Penting Keberadaan Database Agen Asuransi Indonesia dan Database Polis Asuransi Indonesia

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan bahwa bertambahnya jumlah pengangguran diikuti tambahan angkatan kerja sebanyak 3,67 juta orang menjadi 153,05 juta orang. Dari jumlah itu, tercatat yang sudah bekerja hanya 145,77 juta orang atau bertambah 3,59 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Tidak semua terserap di pasar kerja sehingga terdapat jumlah orang yang menganggur sebanyak 7,28 juta orang. Dibandingkan dengan Februari 2024, per Februari 2025 jumlah orang yang menganggur meningkat 83,45 ribu orang yang naik kira-kira 1,11%,” kata Amalia beberapa waktu lalu.

Persaingan di pasar kerja semakin ketat, terutama karena pertumbuhan ekonomi belum mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar secara merata. Di banyak kota besar, antrean panjang dalam acara bursa kerja telah menjadi pemandangan yang akrab.

Fenomena ini bercerita mengenai tantangan yang dihadapi generasi produktif Indonesia saat ini. Pertumbuhan jumlah pencari kerja jauh lebih cepat dibanding pertumbuhan lapangan kerja formal.

|Baca juga: Agen Asuransi, Profesi yang Menjanjikan

Masyarakat sebenarnya tidak sekadar mencari pekerjaan untuk penghasilan, tetapi juga peluang baru untuk tumbuh, untuk bermakna, dan untuk mandiri. Di sinilah profesi seperti agen asuransi syariah berkembang sebagai profesi yang memberi ruang untuk pertumbuhan pribadi, dengan dampak sosial dan kebebasan dalam mengatur waktu kerja dengan penuh tanggung jawab.

Peluang

Indonesia, merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia yang saat ini mencapai 229,62 juta jiwa atau sekitar 87,2 persen dari total populasi penduduk berjumlah 269,6 juta jiwa.

Ini tentu menjadi daya tarik dan peluang bagi masyarakat atau pun anak muda yang ingin berkarier di dunia keagenan asuransi bahwa masih banyak target calon konsumen baru di asuransi syariah. Profesi tenaga pemasar agen asuransi syariah masih berkembang, tetapi menawarkan jalur unik yang melampaui sekadar penghasilan dan pencapaian pribadi.

|Baca juga: Agen Asuransi Wajib Tahu, Berikut 4 Manfaat Menjadi Anggota MDRT!

Profesi ini memberi ruang untuk pertumbuhan pribadi, kesempatan untuk berkontribusi secara sosial, dan fleksibilitas dalam kesehariannya.

Agen tidak hanya menjual produk, mereka menjadi penghubung antara kebutuhan pelindungan masyarakat dan nilai-nilai spiritual yang mendasari asuransi syariah. Dengan pendekatan yang membumi dan penuh empati, mereka hadir di tengah masyarakat untuk memberikan edukasi, membangun kepercayaan, dan mendampingi ketika nasabah mengalami musibah.

Proteksi Keberkahan

Asuransi jiwa syariah bukanlah solusi keuangan biasa. Ia dibangun di atas fondasi nilai: tolong-menolong (ta’awun), keikhlasan (tabarru’), dan amanah (kepercayaan). Dana yang terkumpul dikelola secara transparan tanpa unsur riba, judi (maysir), atau ketidakpastian yang merugikan (gharar).

Lebih dari pelindungan finansial, asuransi syariah menjadi sistem yang saling menguatkan antarpeserta. Namun, tidak semua masyarakat akrab dengan konsep ini, khususnya mereka yang tinggal jauh dari pusat kota, atau belum terbiasa menggunakan layanan keuangan formal.

|Baca juga: OJK Siapkan Aturan untuk Cegah Praktik Bajak-membajak Agen Asuransi, Kapan Terbitnya?

“Kami percaya pelindungan harus bisa diakses semua orang, termasuk yang belum terbiasa dengan layanan digital. Inklusi bagi kami bukan jargon, tapi komitmen yang dijalankan dengan pendekatan yang membumi,” ujar Direktur Utama Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah), Elmie Bin Aman Najas, dalam keterangan resminya, Jumat, 25 Juli 2025.

Penyebar Kebaikan

Digitalisasi sangat penting, tetapi tidak cukup tanpa kehadiran tenaga pemasar yang mampu menjangkau masyarakat secara langsung. Agen asuransi syariah dapat mengajak masyarakat untuk melihat, menjelaskan, menjawab keraguan, dan membangun pemahaman bahwa proteksi bukanlah beban, melainkan sebagai bentuk cinta kepada keluarga dan tanggung jawab akan masa depan.

Meskipun menawarkan fleksibilitas, para agen biasanya berkomitmen untuk bekerja penuh waktu. Komitmen waktu yang mereka curahkan sebanding dengan tanggung jawab sosial yang mereka emban, serta potensi penghasilan dan pengembangan diri yang berkelanjutan.

‘’Fleksibilitas bukan berarti setengah hati, bagi agen profesional, ini adalah panggilan yang dijalani dengan dedikasi tinggi,’’ jelasnya.

|Baca juga: Agen Asuransi Nakal Dijebloskan ke Penjara Usai Gelapkan Premi Klien

Bagi banyak orang, fleksibilitas menjadi jalan untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan. Tak hanya itu, profesi ini juga menyediakan ruang untuk terus belajar dan berkembang. Setiap interaksi dengan masyarakat adalah pengalaman baru, dan setiap pelindungan yang diberikan adalah kontribusi nyata. Bagi para agen yang menjalaninya dengan sepenuh hati, ini bukan hanya soal target dan angka. Ini soal tujuan mengajak lebih banyak orang untuk hidup lebih tenang, lebih siap, dan lebih selaras dengan nilai hidup yang mereka yakini.

“Agen syariah bukan hanya bagian dari jaringan distribusi kami. Mereka adalah duta nilai yang menyampaikan kebaikan yang menguatkan. Menjadi agen adalah peluang untuk tumbuh sebagai individu, sekaligus menjadi penggerak yang memberdayakan dan melindungi komunitasnya,” ujar Elmie.

Tantangan Nyata

Meski menawarkan nilai luhur, asuransi syariah masih menghadapi tantangan besar dalam hal literasi yang belum merata, persepsi keliru terhadap produk asuransi, hingga menyebabkan masih rendahnya tingkat penetrasi. Oleh karena itu, Allianz Syariah terus memperkuat komitmennya untuk menghadirkan proteksi yang lebih merata bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dalam forum InsurInnovator Connect Indonesia 2025, Direktur Allianz Life Syariah Indonesia, Jazilah Firdaus, menjelaskan bahwa untuk memperluas jangkauan ke berbagai segmen masyarakat, diperlukan pendekatan yang adaptif.

“Upaya memperluas jangkauan pelindungan asuransi menghadapi berbagai tantangan yang tidak bisa diabaikan. Mulai dari keterbatasan pemahaman masyarakat terhadap konsep proteksi syariah, hingga kendala teknis sederhana seperti ketiadaan akun email untuk pendaftaran, khususnya pada masyarakat segmen menengah ke bawah,” papar Jazilah.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator juga terus berkomitmen untuk meningkatkan akses keuangan syariah di masyarakat, melalui berbagai program yang melibatkan para pemangku kepentingan industri keuangan syariah.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
IHSG
Prev Post IHSG Tetap Menguat Hingga Akhir Pekan 
Next Post CIMB Niaga Raih Penghargaan Top 50 Perusahaan Terbuka ASEAN Terbaik

Member Login

or