1
1

Pemain Asuransi Global Optimistis Kinerja 2022 Bullish

Ilustrasi Asuransi global. | Foto: ist

Media Asuransi, JAKARTA – Perusahaan asuransi di seluruh dunia menyatakan optimismenya bahwa prospek pertumbuhan kinerja pada tahun 2022 tetap bullish meskipun dibayangi oleh kekhawatiran tentang dampak potensial dari varian baru Covid-19 terhadap pemulihan bisnis.

Survei Deloitte Center for Financial Service yang dilakukan terhadap 424 senior eksekutif asuransi yang tersebar di Amerika Utara, Eropa, dan Asia Pasifik pada Juli dan Agustus 2021 menunjukkan bahwa mayoritas responden menyebutkan rencana untuk meningkatkan investasi di pengembangan teknologi  dan model talent dalam rangka membangun platform digital dan virtual yang dapat menjaga keberlangsungan operasi dan mempertahankan keterlibatan dengan pelanggan di tengah pandemi.

Mengutip hasil survei tersebut, di antara 424 responden asuransi yang diservei dari negara Amerika Utara, Eropa, dan Asia Pasifik, sekitar sepertiga responden mengharapkan pendapatan pada 2022 dan tahun berikutnya akan tumbuh lebih baik secara signifikan. “Pandangan positif ini sejalan dengan perkiraan seluruh industri,” tulis laporan 2022 Insurance Industry Outlook bertajuk “Digital and Talent Transformation Accelerating as Insurers Adapt for Postpandemic Growth” yang diterbitkan oleh Deloitte Center for Financial Services.

|Baca juga: Ini Dia 3 Megatren Terbesar yang Dihadapi Industri Asuransi Global pada 2022

Swiss Re Institute memperkirakan kenaikan permintaan asuransi di seluruh dunia dengan premi konsolidasi untuk semua lini rebound sebesar 3,3% untuk sepanjang 2021 dan 3,9% untuk tahun 2022 atau meningkat dibandingkan dengan tahun 2020 yang turun 1,3%.

China diperkirakan akan memimpin pertumbuhan sebesar 9% pada tahun 2022, diikuti oleh negara emerging market (kecuali China) dengan pertumbuhan sebesar 4,9%, sedangkan pasar negara maju diperkirakan cenderung tumbuh moderat dengan rerata 3%.

Jika diperinci berdasarkan komponen bisnis utama industri asuransi, lini asuransi jiwa global diperkirakan mendapat manfaat dari peningkatan kesadaran risiko konsumen akibat pandemi Covid-19 dimana pertumbuhan preminya diperkirakan di atas rata-rata 3,8% pada 2021 dan 4% pada 2022.

Sementara itu untuk lini asuransi umum global, pertumbuhan premi pada 2021 diperkirakan lebih moderat yaitu sebesar 2,8% dan melonjak menjadi 3,7% pada 2022 karena lebih banyak orang yang kembali ke tempat kerjanya sehingga pemulihan bisnis diharapkan dapat berjalan dengan cepat.

Penjualan asuransi komersial diharapkan bangkit kembali dengan lebih kuat dibandingkan dengan segmen non-jiwa, yang didorong oleh percepatan aktivitas bisnis. Sementara itu, premi bersih reasuransi property-casualty (P&C) tercatat naik sebesar 18,5% pada paruh pertama 2021. Profitabilitas juga tercatat membaik karena reasuransi P&C yang dipantau oleh Fitch Rating memiliki agregat rasio kombinasi sebesar 94,5%, meningkat 11,4 poin dari paruh pertama 2020. Fitch berharap tarif perpanjangan tetap meningkat setelah pertumbuhan 2 tahun tetapi pada tahapan lebih lambat di tengah kapasitas yang lebih melimpah.

|Baca juga: OJK Siapkan Tiga Strategi untuk Tingkatkan Pertumbuhan Industri Asuransi di 2022

Faktor pertumbuhan lainnya adalah bagaimana peningkatan permintaan pada sisi non-jiwa mendorong peningkatan harga yang signifikan. Tarif premi di Lloyd’s naik 9,9% pada kuartal kedua 2021.

Pada periode yang sama, harga P&C di AS naik rerata 5,54% untuk properti komersial, 4,51% untuk otomotif komersial, dan 4,59% untuk pemilik bisnis polis. Tarif asuransi siber tercatat melonjak 25,5% pada kuartal II yang sebagian besar disebabkan oleh serangan ransomware serta peningkatan eksposur untuk pelanggaran setelah banyak perusahaan mengizinkan akses jarak jauh untuk lebih dari jutaan pekerja yang bekerja dari rumah. Hanya kompensasi untuk pekerja yang menunjukkan penurunan tarif rerata 1,74%, kemungkinan akibat fakta bahwa pengangguran di AS lebih tinggi (5,4%) selama musim panas dibandingkan sebelum pandemi (3,5%), dengan sekitar 3 juta orang yang masih belum kembali bekerja sehingga belum diasuransikan.

Di sisi asuransi jiwa, berdasarkan MIB Life Index, tercatat aktivitas aplikasi di AS meningkat 7,3% pada akhir Juni 2021. AM Best melaporkan pendapatan bersih pada semester pertama 2021 untuk asuransi jiwa AS melonjak menjadi US$18 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 yang hanya US$1 miliar.

Dengan demikian, Deloitte Center for Financial Service menilai industri asuransi global tampaknya siap untuk menorehkan pertumbuhan yang signifikan dan kinerja keuangan yang jauh lebih kuat pada tahun 2022. 

Namun, survei ini juga menunjukkan bahwa terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para pemimpin perusahaan asuransi yaitu dalam hal keuangan, talent, teknologi, dan pemasaran agar dapat beradaptasi dengan dampak yang ditimbulkan oleh pandemi, sembari secara bersama-sama mencari gambaran transformasi yang lebih besar untuk menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat dan mengamankan prospek ke depannya.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Menkeu Resmikan Sistem Pengelolaan Keuangan Negara bernama SAKTI
Next Post Truecaller Akuisisi CallHero senilai Rp64,5 Miliar

Member Login

or