Media Asuransi, JAKARTA – Riset yang dilakukan oleh IFG Progress, unit think thank dari Indonesia Financial Group (IFG) mengungkapkan bahwa pemilik polis asuransi kesehatan swasta adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi dengan pengeluaran rata-rata rumah tangga di atas Rp15 juga.
Dikutip dari Economic Bulletin-Issue 36 bertajuk Profil Sosio-Ekonomi Pemegang Polis Asuransi Kesehatan-Studi Data Tingkat Mikro SUSENAS, tim riset IFG Progress yang dipimpin oleh Reza Yamora Siregar mengungkapkan penetrasi asuransi di Indonesia masih tergolong rendah yang salah satu penyebabnya adalah karena rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan. Meskipun struktur premi polis asuransi sudah cukup jelas, namun banyak calon pemilik polis asuransi mengalami kesulitan untuk memperkirakan berapa manfaat moneter dari kepemilikan polis tersebut.
“Paper ini berfokus pada asuransi kesehatan untuk menyelidiki manfaat dari kepemilikan polis asuransi kesehatan dengan basis biaya peluang (opportunity cost) ketika seseorang dengan kepemilikan polis dibandingkan dengan kondisi jika tidak memiliki polis (counterfactual analysis).”
|Baca juga: Hasil Survei Literasi Asuransi: Asuransi Kesehatan Jadi Primadona
Reza menjelaskan novelty dari makalah ini terletak pada penggunaan sampel pada skala besar pada tingkat mikro di Indonesia bersumber dari Survei Ekonomi dan Sosial Nasional (SUSENAS) mencakup 1.2 juta responden untuk mengukur pengeluaran layanan kesehatan yang dapat dihindari jika seseorang berlangganan polis asuransi kesehatan.
Berdasarkan hasil empiris yang telah diformulasikan, studi ini menemukan rumah tangga yang memiliki polis asuransi kesehatan swasta rata-rata dapat menghemat pengeluaran kesehatan sekitar Rp2,36 juta setiap bulannya. “Penghematan bersih berdasarkan temuan ini sangat bergantung pada biaya premi polis asuransi kesehatan yang dibayarkan masing-masing keluarga.”
Dari analisa statistik deskriptif yang telah diformulasikan, data dari SUSENAS menunjukkan karakteristik profil dari pemegang polis asuransi kesehatan swasta merupakan individu dengan pengeluaran rata-rata rumah tangga di atas Rp15 juta, usia sekitar 30 tahun, pendidikan tinggi (di atas SMA), memiliki tabungan di bank dan menggunakan internet, memiliki luas rumah di atas 120 meter persegi, memiliki mobil, dan mengeluarkan biaya kesehatan bulanan pada level rumah tangga dengan rata-rata di atas Rp900.000.
Rata-rata pengeluaran rumah tangga peserta asuransi kesehatan swasta yang berdomisili di DKI Jakarta mencapai Rp34,2 juta atau sekitar dua kali lipat dari rata–rata pengeluaran rumah tangga peserta asuransi kesehatan swasta secara nasional yang hanya Rp16,7 juta sehingga menjadikan DKI Jakarta sebagai satu-satunya daerah yang merupakan outlier dari rata-rata pengeluaran rumah tangga peserta asuransi kesehatan swasta.
Rata-rata pengeluaran rumah tangga peserta asuransi kesehatan swasta setara dengan dua kali lipat dari rata-rata pengeluaran peserta asuransi BPJS non-PBI dan asuransi dari perusahaan yang masing-masing bernilai sekitar Rp7,15 juta dan Rp7,6 juta.
Reza menyampaikan bahwa temuan ini penting bagi pembuat kebijakan untuk meningkatkan literasi asuransi dan memastikan pengetahuan masyarakat tentang manfaat memiliki polis asuransi kesehatan swasta. “Jika semakin banyak masyarakat yang mengetahui nilai dari suatu produk, maka masyarakat akan cenderung bersedia membeli polis asuransi kesehatan sehingga asuransi merupakan produk yang dibeli dan bukan dijual.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News