Media Asuransi, GLOBAL – Pendanaan baru untuk sektor insurtech global turun menjadi US$916,7 juta selama kuartal kedua tahun 2023, atau turun 61,9% dari periode tahun sebelumnya, demikian merujuk laporan dari Gallagher Re, bisnis reasuransi Arthur J. Gallagher & Co.
Pendanaan kuartal kedua juga turun 34,0% secara berurutan dari US$1,39 miliar pada kuartal pertama 2023. Kuartal kedua adalah kuartal pertama dalam tiga tahun terakhir yang turun di bawah US$1 miliar dalam pendanaan baru dan kuartal ketiga berturut-turut dengan hanya satu putaran besar pendanaan di atas US$150 juta.
|Baca juga: Penghasilan di Kuartal II/2023 Gallagher Mencapai US$235,8 juta
Terdapat 97 transaksi pada kuartal kedua, 49% di AS, menyamai 49% dari 2.973 transaksi sejak 2012 yang ditargetkan untuk AS. India berada di urutan kedua pada kuartal kedua 2023 dengan 9% transaksi, diikuti oleh Prancis dengan 6%. Sejak 2012, Inggris telah mengumpulkan 8% transaksi, kedua setelah AS, sementara China dan India berada di posisi ketiga dengan masing-masing 5%.
Insurtech business-to-business (B2B) memperoleh porsi pendanaan terbesar yaitu 51%, diikuti oleh distribusi sebesar 42% dan teknologi yang berfokus pada perusahaan asuransi sebesar 7%, dibandingkan dengan 45%, 50%, dan 5%, masing-masing, sejak tahun 2012, menurut data laporan.
Andrew Johnston, Kepala Global Insurtech yang berbasis di Nashville di Gallagher Re, mengatakan bahwa masih ada minat investasi di bidang insurtech dan mencatat bahwa US$1 miliar masih merupakan modal baru yang substansial untuk sektor ini.
Johnston juga mengatakan bahwa sektor insurtech telah mencapai akhir dari fase 1, 10 tahun eksperimen yang membantu industri asuransi memahami peran teknologi yang akan dimainkan, sehingga investasi sekarang lebih terfokus daripada sebelumnya.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News