Media Asuransi, JAKARTA – Penerapan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di sektor keuangan terus berkembang pesat, tetapi tantangannya masih belum bisa diabaikan. Sejumlah risiko yang muncul terkait teknologi ini perlu dikelola dengan serius agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal dan berkelanjutan.
“Tantangan penerapan AI masih cukup besar, terutama terkait risiko bias dan akuntabilitas model, serta keterbatasan kualitas dan ketersediaan data,” ujar Pengamat Asuransi sekaligus Ketua Umum Penulis Asuransi Indonesia (Kupasi) Wahyudin Rahman, kepada Media Asuransi, dikutip Jumat, 3 Oktober 2025.
|Baca juga: Rp30 Miliar Dana Nasabah Raib di Maybank, Komisi III Minta Aparat dan OJK Usut Tuntas
|Baca juga: Bank Permata ‘Gercep’ Rombak Direksi Usai Ditinggal Abdy Dharma, Siapa Penggantinya?
Dirinya juga menyoroti pentingnya transparansi dalam AI, utamanya pada keputusan yang memengaruhi nasabah. Selain itu, Wahyudin mengingatkan, ancaman keamanan siber, kesiapan sumber daya manusia, kepatuhan terhadap regulasi perlindungan data pribadi, serta tata kelola teknologi perlu menjadi perhatian yang tidak bisa diabaikan.
Ia menegaskan, manfaat penerapan AI di industri keuangan sangat besar. AI memiliki kemampuan dalam meningkatkan efisiensi operasional melalui otomasi proses seperti klaim dan layanan nasabah, mempercepat akurasi underwriting, mendeteksi potensi fraud real-time, serta memungkinkan personalisasi produk dan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Bahkan, tambahnya, peluang dari penerapan AI juga dinilai cukup luas. Mulai dari pengembangan produk berbasis data seperti embedded insurance, pemanfaatan data alternatif termasuk IoT, dan telematika untuk penilaian risiko.
|Baca juga: Ini Tanggapan Bos Prudential Indonesia soal Skema Risk Sharing
|Baca juga: Medco Energi (MEDC) Tiba-tiba Batalkan Buyback Saham, Ada Apa?
“Peluang lainnya, hingga penguatan strategi pemasaran digital yang lebih tepat sasaran. Sehingga peluang ini mampu mendorong pertumbuhan bisnis dan memperluas inklusi keuangan,” tutup Wahyudin.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News