Media Asuransi, JAKARTA – Pengamat Asuransi sekaligus Dosen Asuransi Wahju Rohmanti menilai bisnis industri asuransi menjelang akhir tahun masih menghadapi tantangan, terutama dalam ranah asuransi jiwa. Secara umum seluruh industri terpantau berusaha untuk meningkatkan omzet agar target tercapai.
Sedangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan aset industri asuransi berada di kisaran 6-8 persen dengan proyeksi asuransi umum dan reasuransi di level delapan persen. “Namun, realitanya hanya mampu tumbuh sekitar 5,8 persen,” ujar Wahju, kepada Media Asuransi, dikutip Kamis, 30 Oktober 2025.
Kendati demikian, Wahju melihat masih ada peluang tambahan pertumbuhan khususnya untuk sektor asuransi umum mengingat dua bulan terakhir tahun ini biasanya menjadi periode peningkatan aktivitas bisnis dan penutupan polis baru.
“Melihat pada tren pertumbuhannya, untuk asuransi umum dimungkinkan masih ada aktivitas tambahan pertumbuhan di dua bulan menjelang akhir tahun,” imbuhnya.
Berbeda dengan asuransi umum, industri asuransi jiwa dinilai sulit untuk mengalami lonjakan pertumbuhan hingga akhir tahun. Penilaian ini berdasarkan data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yang mengalami penurunan sekitar satu persen.
“Untuk asuransi jiwa rasanya sulit untuk ada pertumbuhan, karena di tahun ini berdasarkan data dari AAJI justru menurun satu persen, dan biasanya orang masuk asuransi jiwa itu di awal-awal tahun, demikian pula untuk asuransi kesehatan,” tutup Wahju.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
