Media Asuransi, JAKARTA – Dewan Asuransi Indonesia (DAI) genap berusia 65 tahun pada 1 Februari 2022. Dalam perjalannya hingga saat ini, organisasi DAI dijalankan oleh dewan pengurus yang berganti-ganti.
Sejak 1957, kepengurusan DAI telah berganti sebanyak 22 kali. Berikut perjalanan Pengurus DAI sejak 1957 hingga tahun 2024 (sambungan dari #Part 4):
18. Periode 2010-2013 diketuai oleh Kornelius Simanjuntak
Kornelius Simanjuntak adalah Direktur Utama PT Asuransi Himalaya Pelindung yang terpilih sebagai Ketua Umum DAI dalam Rapat Anggota FAPI tanggal 30 Juni 2010. Saat itu, anggota DAI terdiri dari 6 anggota biasa yaitu AAJI, AAUI, AASI, AAJSI, Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APPARINDO), Asosiasi Penilai Kerugian Indonesia (APKAI), dan 4 anggota luar biasa yaitu Indonesia Senior Executives Association (ISEA), Asosiasi Ahli Manajemen ASuransi Indonesia (AAMAI), Perhimpunan Ahli Manajemen Jaminan Kesehatan Indonesia (PAMJAKI), dan Asosiasi Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APARI).
|Baca juga: Perjalanan Pengurus Dewan Asuransi Indonesia (DAI) #Part 4
Beberapa hal penting yang terjadi pada periode kepengurusan ini, di antaranya:
Sesuai keputusan rapat sebelumnya, dari periode ini FAPI kembali menjadi DAI, dan anggota DAI terdiri dari 6 Anggota Biasa (AAJI, AAUI, AAJSI, AASI, APPARINDO dan APKAI. Serta 4 Anggota Luar Biasa yaitu ISEA, AAMAI, PAMJAKI dan APARI.
DAI memberikan masukan dan mendukung adanya rencana pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan permohonan dan harapan agar OJK kelak memberikan perhatian yang lebih besar untuk perkembangan industri asuransi nasional.
Membentuk Tim Gran Disain Edukasi Asuransi Indonesia (GDEAI) untuk membuat Gran Disain Edukasi Asuransi Indonesia.
Membeli ruangan gedung Permata Kuningan di lantai 2 untuk Sekretariat baru DAI dengan lokasi kantor baru DAI dipilih di daerah Kuningan: Gedung Permata Kuningan, Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C, Lantai 2 Jakarta Selatan.
19. Periode 2014-2018 diketuai oleh Hendrisman Rahim
Hedrisman Rahim adalah Dirut PT Jiwasraya yang juga menjabat sebagai Ketua Umum AAJI. Beberapa kegiatan DAI pada periode ini di antaranya adalah Halal Bihalal Industri Perasuransian yang menjadi kegiatan rutin tahunan DAI. Buka Puasa Bersama Industri Perasuransian yang menjadi kegiatan rutin tahunan DAI. Perayaan Natal Bersama Industri Keuangan Non-Bank yang menjadi kegiatan rutin tahunan DAI bersama dengan asosiasi perusahaan di Industri Keuangan Non-Bank.
20. Periode 2018-2020 diketuai oleh Dadang Sukresna
Dadang Sukresna adalah Dirut PT Asuransi Binagriya yang juga menjabat sebagai Ketua Umum AAUI. Dadang ditetapkan menjadi Ketua Umum DAI dalam Rapat Pengurus DAI pada tanggal 27 April 2018. Pada periode ini, anggota luar biasa DAI bertambah dua asosiasi yaitu Komunitas Penulis Asuransi (KUPASI) dan Islamic Insurance Society (IIS), sehingga total anggota luar biasa menjadi 6 anggota luar biasa.
|Baca juga: Perjalanan Pengurus Dewan Asuransi Indonesia (DAI) #Part 3
21. Periode 2020-2021 diketuai oleh Hastanto Sri Margi Widodo
HSM Widodo adalah Direktur Utama PT Asuransi Bintang Tbk yang merangkap sebagai Ketua Umum AAUI. Dalam masa baktinya susunan pengurus PT Media Asuransi Indonesia mengalami perubahan sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Serta pada periode ini juga dilakukan penandatanganan MoU tentang Penegakan Hukum Usaha Industri Perasuransian antara DAI dengan POLRI.
22. Periode 2021-2024 diketuai oleh Tatang Nurhidayat
Tatang Nurhidayat merupakan Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI). Pada periode kepengurusan ini, DAI menjadi perwakilan dari Indonesia dalam ASEAN Insurance Education Committee (AIC) yang mewakili Lembaga pendidikan dan sertifikasi profesi Perasuransian Indonesia untuk kawasan ASEAN.
Pada periode ini, DAI memiliki 4 program kerja yaitu pertama, peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan asuransi melalui transformasi jenis/pola/bentuk/ pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman, efektif dan efisien.
Kedua, pengembangan dan optimalisasi fungsi penelitian dalam usaha pengembangan industri dan mitigasi risiko. Ketiga, pengelolaan komunikasi dan publikasi yang tepat sasaran bagi berbagai stakeholders perasuransian. Dan keempat, koordinasi issue issue strategis yang menjadi concern bersama.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News