Media Asuransi, GLOBAL – Sektor asuransi jiwa Thailand diperkirakan mencapai tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 4,4 persen dari US$19,2 miliar pada 2024 menjadi US$23,1 miliar pada 2028. Sementara itu, tahun ini diharapkan tetap stagnan di angka 3,7 persen.
Dikutip dari Insurance Asia, Jumat, 23 Agustus 2024, menurut Analis Asuransi GlobalData Aarti Sharma, pasar asuransi jiwa Thailand diproyeksikan mengalami pertumbuhan stabil dalam lima tahun ke depan.
Pertumbuhan itu didorong oleh perubahan demografis yang meningkatkan permintaan terhadap produk asuransi jiwa. Produk yang memenuhi kebutuhan populasi yang semakin menua diharapkan menjadi fokus utama bagi para penyedia asuransi dalam beberapa tahun mendatang.
Pada 2023, sektor ini tumbuh sebesar 3,7 persen, didukung oleh pergeseran demografis menuju masyarakat yang menua dan populasi ekspatriat yang semakin meningkat. Asuransi jiwa seumur hidup diprediksi mendominasi dengan pangsa 60,3 persen dari premi yang ditulis bruto (GWP) pada 2024.
|Baca juga: Risalah: The Fed Siap Pangkas Suku Bunga di September
|Baca juga: Struktur Permodalan KB Insurance Diramal Kian Kuat, Ini Alasannya!
Segmen ini diperkirakan tumbuh dengan CAGR 3,7 persen dari 2024 hingga 2028, mencerminkan peningkatan harapan hidup rata-rata dari 77,9 tahun pada 2023 menjadi 79,6 tahun pada 2030. Asuransi tambahan atau rider merupakan lini kedua terbesar, diperkirakan menyumbang 22,3 persen dari total GWP pada 2024.
Segmen itu, termasuk rider kesehatan, diharapkan tumbuh dengan CAGR 5,4 persen selama periode yang sama. Permintaan didorong oleh perubahan demografis dan populasi ekspatriat yang terus berkembang, dengan opsi populer termasuk asuransi kesehatan, gigi, dan mata.
Asuransi endowment diperkirakan akan menyumbang 5,2 persen dari total GWP pada 2024. Lini ini diharapkan tumbuh dengan CAGR 5,2 persen dari 2024 hingga 2028, mengikuti kenaikan 4,3 persen dalam GWP untuk produk asuransi non-terkait pada 2023, karena konsumen beralih ke produk dengan pengembalian terjamin akibat pasar keuangan yang tidak stabil.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News