1
1

Pertumbuhan Reasuransi di Asia Pasifik Lebih Lambat

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – S&P Global Ratings memproyeksikan pertumbuhan premi untuk reasuransi berperingkat Asia-Pasifik berada di pertengahan satu digit karena mereka mendapat manfaat dari underinsurance di wilayah tersebut dan hardening tarif global di tengah hambatan ekonomi makro.

Dalam laporan S&P Global Ratings bertajuk Asia Pacific Reinsurance Sector Update, perusahaan reasuransi tetap mendapatkan keuntungan dari dominasi di pasar dalam negeri, sementara strategi ekspansi internasional bervariasi.

Sementara itu, pertumbuhan reasuransi tanpa peringkat pada tahun 2021 mencerminkan beragam faktor termasuk perubahan strategi produk, pengurangan fokus pada lini yang merugi, dan pasar yang kompetitif.

Sektor reasuransi Asia-Pasifik dinilai menghadapi peningkatan risiko penurunan di tengah hambatan global. “Underinsurance, kenaikan suku bunga yang diantisipasi, dan diversifikasi mengarah pada prospek pertumbuhan premi yang moderat.”

|Baca juga: Reasuransi Jadi Pendorong Pertumbuhan Premi (Re)asuransi Global

Pendapatan reasuransi dinilai menghadapi tekanan dari hasil underwriting yang lemah dan margin investasi yang menurun. Hal ini disebabkan oleh volatilitas pasar yang sedang berlangsung, meningkatnya tekanan inflasi, dan klaim bencana alam yang terus meningkat yang akan menekan potensi pendapatan selama dua tahun ke depan.

Dalam situasi ini, S&P menilai tingkat modal yang sehat (TAC) harus tetap terjaga secara prospektif di tengah perubahan pasar dan dampak kerugian nilai wajar pada ekuitas pemegang saham.

Risiko bencana tetap lebih rendah untuk kawasan ini dibandingkan dengan reasuransi global. Namun, peningkatan frekuensi seharusnya mendorong biaya dan permintaan untuk perlindungan bencana.

Berdasarkan analisis S&P terhadap 15 perusahaan reasuransi Asia-Pasifik, pertumbuhan yang lebih lambat dan marjin underwriting yang lemah menandakan meningkatnya risiko penurunan untuk sektor ini.

“Hampir setengah dari reasuransi yang dianalisis melaporkan rasio gabungan yang lebih tinggi dan pengembalian ekuitas yang lebih rendah pada akhir tahun 2021.”

Adapun prospek stabil untuk mayoritas reasuransi yang diperingkat (yaitu empat dari enam) biasanya mencerminkan dominasi yang kuat di pasar dalam negeri dan kapitalisasi yang umumnya sehat, di tengah kemungkinan kontraksi dalam laba selama dua tahun ke depan.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post World Insurance Associates Akuisisi Future Insurance Group
Next Post UMKM Asuransi Sinar Mas dukung Sustainable Fashion Bareng Oscar Lawalata dan Srikandi Bisnis dan Keuangan Indonesia

Member Login

or