Media Asuransi, JAKARTA – FWD Insurance Indonesia mengalihkan fokus bisnisnya ke produk proteksi dan unitlink yang memiliki margin lebih tinggi. Langkah itu seiring upaya memperluas jalur distribusi melalui agen keagenan, bancassurance, dan e-commerce.
Melansir Insurance Asia, Senin, 7 Juli 2025, disebutkan langkah ini dilakukan di tengah penurunan premi bruto sebesar 24 persen pada 2024. Menurut laporan Fitch Ratings, penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh perubahan regulasi yang memengaruhi penawaran produk unit link.
|Baca juga: Penerapan Co-Payment Asuransi Kesehatan Diminta Ditunda hingga Awal 2027
|Baca juga: Merger 3 Reasuransi BUMN Dinilai Bisa Tekan Defisit Neraca Jasa Asuransi ke Luar Negeri
Meski demikian, kerugian bersih perusahaan tercatat menyempit menjadi 48 juta dolar AS atau sekitar Rp782 miliar pada 2024. Sebagai perbandingan, pada 2023 FWD mencatatkan rugi bersih sebesar 110 juta dolar AS atau sekitar Rp1,8 triliun akibat pembukuan penurunan nilai terkait berakhirnya kerja sama bancassurance dengan PT Bank Commonwealth.
Rasio modal berbasis risiko (RBC) FWD Indonesia sempat turun ke level 185 persen pada akhir 2024. Namun, rasio ini berhasil pulih ke 202 persen per Mei 2025, ditopang oleh membaiknya valuasi ekuitas perusahaan.
|Baca juga: Bank DBS Indonesia Fokus Edukasi Nasabah Hadapi Pemberlakuan Co-Payment
|Baca juga: Bank DBS Indonesia Sebut Tidak Alami Pengetatan Likuiditas, Ini Alasannya!
Fitch juga menyebutkan dukungan modal dari perusahaan induk, FWD Group Holdings, diperkirakan terus berlanjut seiring dengan pertumbuhan bisnis perusahaan di Indonesia.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News