Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi jiwa Malaysia diperkirakan akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 5,2% selama 2024–2028, dari MYR63,2 miliar (US$13,9 miliar) pada 2024 menjadi MYR77,3 miliar (US$17,2 miliar) pada 2028, dalam hal premi tertulis langsung (DWP).
Database Asuransi GlobalData mengungkapkan bahwa industri asuransi jiwa Malaysia diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,9% pada 2024, didorong oleh peningkatan belanja konsumen yang didorong oleh pemulihan ekonomi yang kuat, reformasi regulasi yang menguntungkan yang bertujuan untuk mempromosikan digitalisasi, dan tren demografi negara yang semakin meningkat dari populasi yang menua.
Manogna Vangari, Analis Asuransi di GlobalData, menjelaskan perekonomian Malaysia menunjukkan pertumbuhan yang kuat sebesar 4,2% pada kuartal pertama tahun 2024 dari pertumbuhan 2,9% yang tercatat pada kuartal keempat tahun 2023. Pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran swasta dan meningkatnya aktivitas investasi.
“Sesuai perkiraan Makroekonomi GlobalData, perekonomian selanjutnya diharapkan tumbuh pada tingkat rata-rata tahunan sebesar 4,4% selama tahun 2024–2026, yang akan mendukung pertumbuhan asuransi jiwa,” jelasnya dalam riset dikutip, Minggu, 15 September 2024.
Asuransi endowment merupakan lini bisnis terbesar dan diharapkan akan menyumbang 77,3% dari total DWP asuransi jiwa pada tahun 2024. Pada tahun 2023, produk asuransi terkait mengalami peningkatan DWP sebesar 7,8% dibandingkan dengan pertumbuhan 1,5% pada tahun 2022 sementara premi asuransi non-terkait mengalami peningkatan sebesar 4,4%.
Meningkatnya suku bunga dan membaiknya kondisi pasar tenaga kerja mendorong pergeseran permintaan konsumen ke arah produk akumulasi kekayaan, yang akan mendukung pertumbuhan asuransi endowment. Asuransi wakaf diperkirakan akan tumbuh pada CAGR sebesar 5,1% selama 2024-28.
Vangari menambahkan reformasi regulasi yang menguntungkan juga akan mendukung pertumbuhan asuransi jiwa. Pada bulan Juli 2024, Bank Sentral Malaysia merilis Dokumen Kebijakan yang komprehensif tentang Kerangka Perizinan dan Regulasi untuk Perusahaan Asuransi Digital dan Operator Takaful, yang bertujuan untuk mendorong transformasi digital sektor asuransi.
“Kerangka kerja ini merupakan bagian dari Cetak Biru Sektor Keuangan 2022–2026, yang berupaya untuk mendorong inklusi, persaingan, dan efisiensi melalui digitalisasi.”
Asuransi seumur hidup merupakan lini terdepan kedua yang diperkirakan akan mencapai 7,5% dari DWP pada tahun 2024. Asuransi ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,3% pada tahun 2024, didorong oleh tren demografi negara yang berubah dari populasi yang menua dengan harapan hidup yang meningkat.
Menurut perkiraan GlobalData, pangsa populasi berusia 65 tahun ke atas diperkirakan akan meningkat dari 8,1% pada tahun 2023 menjadi 8,7% pada tahun 2025. Selain itu, rasio ketergantungan usia lanjut tercatat sebesar 11,7% pada tahun 2023, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 12,6% pada tahun 2025. Asuransi seumur hidup diperkirakan akan tumbuh pada CAGR sebesar 1,9% selama tahun 2024–2028.
Asuransi jiwa berjangka merupakan lini bisnis asuransi jiwa terbesar ketiga, yang diperkirakan akan menyumbang 4,4% pangsa DWP pada tahun 2024. Pada tahun 2023, premi asuransi jiwa berjangka tumbuh sebesar 5% dibandingkan dengan pertumbuhan 5,1% pada tahun 2022 dan pertumbuhan 8,7% pada tahun 2021, karena perubahan kebiasaan belanja konsumen dengan kenaikan tingkat inflasi.
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan asuransi di Malaysia menyediakan rencana perlindungan berbiaya rendah dan terjangkau bagi nasabah mereka di bawah program i-Lindung. Ini adalah platform layanan mandiri yang diluncurkan oleh pemerintah pada bulan Juli 2022, tempat anggota Dana Pensiun Karyawan (EPF) dapat membeli polis asuransi jiwa dan penyakit kritis yang terjangkau dari operator asuransi dan takaful (ITO) yang disetujui. i-Lindung Fase 2 diluncurkan oleh EPF pada bulan Februari 2024 untuk menyediakan cakupan yang diperluas yang melebihi satu tahun.
Pada bulan Agustus 2024, program Dana Asuransi Paket Pemula i-MULA 50 juga diluncurkan oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Malaysia, dengan tujuan menyediakan asuransi jiwa yang lebih terjangkau dan mudah diakses bagi 100.000 warga Malaysia yang memenuhi syarat. Asuransi jiwa berjangka diharapkan tumbuh pada CAGR sebesar 4,9% selama tahun 2024-28.
Produk asuransi jiwa lainnya diharapkan akan menyumbang sisa 10,8% pangsa DWP pada tahun 2024.
Vangari menyimpulkan reformasi regulasi yang menguntungkan akan membantu meningkatkan tingkat penetrasi asuransi jiwa di Malaysia (3,3%), yang lebih rendah dibandingkan dengan pasar Asia lainnya seperti Taiwan (9,3%), Jepang (6,3%), dan Thailand (3,5%) pada tahun 2023.
“Perubahan demografi dan digitalisasi akan mendorong perusahaan asuransi untuk menyediakan polis asuransi yang lebih kompetitif dan disesuaikan yang akan membantu meningkatkan tingkat penetrasi.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
