Media Asuransi, JAKARTA – Perusahaan data dan analitik terkemuka, GlobalData, memperkirakan industri asuransi Malaysia akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 8,4% dari MYR73,1 miliar (US$17,6 miliar) pada tahun 2021 menjadi MYR109,6 miliar (US$26,7 miliar) pada tahun 2026, dalam hal premi tertulis yang dipimpin oleh asuransi jiwa dan segmen pensiun.
Menurut GlobalData, industri asuransi Malaysia tumbuh sebesar 7,6% pada tahun 2021 setelah turun sebesar 2,8% pada tahun 2020 karena perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Segmen asuransi jiwa dan pensiun menyumbang 75,8% dari premi tertulis pada tahun 2021. Diperkirakan akan tumbuh pada CAGR sebesar 9,5% selama 2021-2026.
Sutirtha Dutta, analis Asuransi Senior di GlobalData mengatakan segmen asuransi jiwa di Malaysia didominasi oleh produk-produk endowmen dan unitlink, didorong oleh pengembalian yang lebih baik dari produk-produk ini dibandingkan dengan deposito bank.
|Baca juga: Asuransi Jiwa Malaysia Catatkan Pertumbuhan Premi Dua Digit
“Untuk membangun popularitas produk ini dan meningkatkan penjualan, banyak perusahaan asuransi menawarkan tambahan menarik yang mencakup jaminan pembayaran tunai tahunan, pengembalian jatuh tempo yang lebih tinggi, serta uang pertanggungan yang lebih tinggi jika terjadi kematian karena kecelakaan,” katanya.
Asuransi umum menyumbang sisa 24,2% dari premi asuransi pada tahun 2021. Segmen ini diperkirakan akan tumbuh pada CAGR sebesar 4,8% selama 2021-2026, didorong oleh peningkatan penjualan kendaraan dan perluasan kegiatan konstruksi di negara tersebut.
Menurut Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA), penjualan kendaraan bermotor mencatat pertumbuhan 33% pada paruh pertama tahun 2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penjualan tersebut diharapkan akan lebih didorong oleh pembebasan pajak penjualan untuk kendaraan penumpang dalam paket Pemerkasa plus yang ditawarkan pemerintah sejak 30 Juni 2022.
Sutirtha melanjutkan pertumbuhan segmen asuransi umum Malaysia juga akan didorong oleh sektor konstruksi, yang diproyeksikan tumbuh sebesar 11,5% pada tahun 2022, menurut Kementerian Keuangan Malaysia, didukung oleh percepatan proyek infrastruktur besar, seperti Light Rail Transit Line 3 (LRT3), Mass Rail Transit Line 3 (MRT3), Johor-Singapore Rapid Transit System (RTS) dan jalan raya Pan Borneo di Sabah dan Sarawak, dengan perkiraan biaya lebih dari MYR80 miliar ($19,4 miliar).
|Baca juga: Insurtech asal Malaysia VSure.Life Ekspansi ke Inggris
Pada September 2021, Malaysia meluncurkan Program Perlindungan Tenang Voucher (PTV). Program ini bertujuan untuk meningkatkan perlindungan sosial bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya remaja dan keluarga muda, serta kelompok rumah tangga berpenghasilan rendah 40%, yang disebut kelompok B40.
Produk Perlindungan Tenan (PT) ditawarkan melalui perusahaan asuransi berlisensi dan operator takaful. Mereka menawarkan asuransi dasar atau perlindungan takaful terhadap kematian, kebakaran, atau peristiwa malang lainnya. Menurut Survei Pendapatan Rumah Tangga & Fasilitas Dasar Malaysia yang dilakukan oleh Departemen Statistik, kelompok B40 terdiri dari 2,91 juta rumah tangga, pada Juli 2020.
Sutirtha menyimpulkan, peningkatan permintaan produk asuransi jiwa yang didukung oleh pertumbuhan polis terkait investasi dan masuknya segmen masyarakat berpenghasilan rendah ke dalam polis asuransi PT akan mendorong pertumbuhan industri asuransi Malaysia selama lima tahun ke depan.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News