1
1

Produk Tradisional Diperkirakan Bakal Topang Pertumbuhan Asuransi Jiwa India

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi jiwa India diperkirakan akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 10% dari INR9,3 triliun (US$151,7 miliar) pada tahun 2024 menjadi INR13,5 triliun (US$216,1 miliar) pada tahun 2028, dalam hal premi tertulis bruto (GWP).

Menurut database Asuransi GlobalData, setelah melambat pada tahun 2023, industri asuransi jiwa India diperkirakan akan mendapatkan kembali momentumnya pada tahun 2024 karena meningkatnya permintaan terhadap polis asuransi jiwa tradisional. Selain itu, peraturan baru yang menekankan inklusivitas dan kemajuan dalam insurtech diharapkan dapat memfasilitasi pengenalan produk baru dan memperluas cakupan asuransi, sehingga selanjutnya mendukung pertumbuhan industri.

Aarti Sharma, Analis Asuransi di GlobalData, menjelaskan seiring dengan inflasi yang tetap berada di atas target 4%, kondisi suku bunga yang relatif tinggi dengan suku bunga kebijakan utama sebesar 6,5% diperkirakan tidak akan berubah sepanjang tahun 2024.

“Suku bunga yang lebih tinggi ini, dikombinasikan dengan prospek ekonomi yang positif, akan mendukung pengenalan produk-produk baru dan mendorong permintaan terhadap polis asuransi jiwa non-linked,” jelasnya dalam laporan dikutip, Minggu, 26 Mei 2024.

|Baca juga: IRDAI Luncurkan Regulasi Baru Guna Kembangkan Industri Asuransi India

Polis asuransi non-linked diharapkan menyumbang 87,5% dari total GWP asuransi jiwa pada tahun 2024, dan tingkat suku bunga yang tinggi akan membantu perusahaan asuransi dan pemegang polis dalam memperoleh hasil investasi yang lebih baik. Polis asuransi non-linked diperkirakan akan mencatat CAGR sebesar 10,4% pada tahun 2024–2028.

Selain itu, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan PDB India sebesar 30 basis poin menjadi 6,8% pada tahun 2024 dan 6,5% pada tahun 2025, didukung oleh permintaan domestik yang kuat dan pertumbuhan populasi usia kerja. Prospek perekonomian yang positif akan mendukung pertumbuhan industri asuransi jiwa.

Aarti melanjutkan peraturan baru yang mendorong digitalisasi dan asuransi inklusif akan menciptakan peluang bisnis baru bagi perusahaan asuransi. “Meningkatnya fokus pada peningkatan akses asuransi di daerah pedesaan dan daerah yang kurang terlayani juga akan membantu meningkatkan penetrasi asuransi.”

 

Perluasan Cakupan

Otoritas Regulasi Asuransi India (IRDAI) mengeluarkan pedoman untuk memperluas cakupan asuransi di daerah pedesaan pada bulan Maret 2024. Sesuai dengan pedoman tersebut, yang mulai berlaku mulai 1 April 2024, perusahaan asuransi jiwa telah diarahkan untuk mengasuransikan sejumlah nyawa di seluruh gram panchayats berdasarkan kebijakan individu atau kelompok. Pada tahun pertama, setiap perusahaan asuransi jiwa harus menanggung setidaknya 10% nyawa di 25,000 gram panchayats. Inisiatif ini akan membantu meningkatkan penyerapan asuransi jiwa di daerah pedesaan.

Perkembangan insurtech dan digitalisasi untuk memudahkan akses asuransi juga akan mendukung pertumbuhan asuransi jiwa. Persetujuan Bima Sugam, sebuah pasar asuransi digital, pada bulan Maret 2024 kemungkinan akan menjadi terobosan besar dalam industri asuransi India. Situs web ini merupakan solusi asuransi menyeluruh yang terpadu untuk seluruh pemangku kepentingan, menghubungkan perusahaan asuransi, perantara, dan pelanggan. Rencananya program ini akan diluncurkan pada tahun 2024-2025, sebagai bagian dari tujuan IRDAI untuk menjamin seluruh penduduk pada tahun 2047.

|Baca juga: Otoritas Asuransi India Ubah Peraturan untuk Dorong Perkembangan Reasuransi

Selain itu, Bima Sugam akan memungkinkan perbandingan produk asuransi jiwa dari semua perusahaan asuransi, yang akan menghasilkan harga yang kompetitif dan mendorong perusahaan asuransi untuk meluncurkan polis asuransi yang terjangkau dan disesuaikan dengan kebutuhan.

Perusahaan asuransi juga mengadopsi teknologi untuk meningkatkan layanan dengan penggunaan aplikasi seluler dan chatbots. Penerapan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan pembelajaran mesin oleh perusahaan asuransi membantu pemrosesan klaim lebih cepat, dan mengidentifikasi klaim palsu.

Chatbot dan asisten virtual yang didukung AI berinteraksi dengan pelanggan secara real-time, menjawab pertanyaan, memberikan informasi tentang produk asuransi, dan membantu proses pembelian. Ini membantu meningkatkan pengalaman pelanggan dan meningkatkan tingkat konversi penjualan.

Aarti menyimpulkan industri asuransi jiwa India sedang mengalami transformasi signifikan dengan meningkatnya adopsi teknologi oleh perusahaan asuransi dan inisiatif digitalisasi oleh pemerintah. “Dengan kondisi perekonomian yang baik dan reformasi peraturan, industri asuransi jiwa di India siap untuk tumbuh secara berkelanjutan selama lima tahun ke depan.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Cara Menjaga Kesehatan Mata dan Faktor-Faktor Risiko Gangguan Retina 
Next Post Mobile Wallets Jadi Metode Pembayaran Paling Dominan di China

Member Login

or