Media Asuransi, JAKARTA – Chief Health Officer PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) Yosie William Iroth mengungkapkan Prudential saat ini tengah memfinalisasi pembentukan Dewan Penasehat Medis atau Medical Advisory Board (MAB).
Dirinya menyebutkan Prudential saat ini telah memasuki tahap akhir proses penunjukkan anggota MAB yang terdiri dari sejumlah profesor di bidang kesehatan. Meski Yosie belum mau menyebutkan sejumlah nama profesor tersebut, namun ia memastikan prosedur yang dilalui telah sesuai dengan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
|Baca juga: Garuda Indonesia (GIAA) Blak-blakan kepada BEI tentang Merger dengan Pelita Air
|Baca juga: OJK Diramal Restui Relaksasi Pemenuhan Ekuitas Minimum Industri Asuransi di 2026
“Jadi kita (Prudential) dalam prosesnya sudah bertemu dengan paling tidak ada tiga profesor. Belum bisa saya sampaikan saat ini siapa mereka. Tentu ini sudah sesuai dengan peraturan OJK,” ujar Yosie, kepada awak media, di Jakarta, Rabu, 17 September 2025.
Ia menjelaskan Prudential sudah berada di tahap akhir untuk melakukan tindakan kerja sama atau kontrak dengan profesor yang terpilih. Kemudian, Prudential juga memutuskan untuk membentuk MAB secara mandiri atau tidak tergabung dalam struktur gabungan.
Hal tersebut mengingat besarnya skala operasional perusahaan. Ini terbukti berdasarkan laporan keuangan 2024 di mana Prudential mencatatkan total klaim kesehatan sebesar Rp6,1 triliun. Adapun pembentukan MAB secara sendiri dilakukan untuk menjadi jembatan.
|Baca juga: OJK Diramal Restui Relaksasi Pemenuhan Ekuitas Minimum Industri Asuransi di 2026
|Baca juga: IHSG Bakal Melemah Berkepanjangan Usai Sri Mulyani Lengser? Begini Jawaban Tegas Analis!
Kondisi itu mengingat Prudential menjalin kerja sama dengan 1.700 rumah sakit dengan sebanyak 399 merupakan yang terdaftar di PRUPriority Hospitals. Sehingga, Yosie melanjutkan, peran dari MAB sangat dibutuhkan dalam hal ini.
“Jadi makanya kita memutuskan untuk Prudential akan memiliki MAB sendiri,” tutup Yosie
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
