Media Asuransi, GLOBAL – Terlepas dari pertumbuhan yang baik, perusahaan asuransi global QBE Australia kembali menghadapi periode bencana kerugian yang tidak stabil pada paruh I/2023 tahun ini.
Dilansir di laman Asia Insurance News, premi tertulis bruto meningkat sebesar 10,6% menjadi US$12.803 juta, sebagian besar didorong oleh kenaikan tarif rata-rata dan target pertumbuhan bisnis baru dalam enam bulan hingga 30 Juni 2023.
|Baca juga: QBE Insurance Akan Naikkan Harga Premi Pasca-Renewal Reasuransi yang Menantang
Namun, hal ini sebagian diimbangi dengan penghentian program di Amerika Utara dan pengurangan eksposur properti. Kerugian bencana berdampak pada profitabilitas underwriting, menghasilkan rasio operasi gabungan sebesar 98,8% di semeseter I/2023 dibandingkan dengan 94,9% di semeseter I/2022.
Transaksi cadangan US$1,9 miliar yang diumumkan pada Februari 2023 juga meningkatkan rasio sebesar 1,2%. Namun, transaksi ini telah mengurangi volatilitas cadangan dengan mengasuransikan kembali US$1,9 miliar, atau sekitar 15% dari cadangan jangka panjang grup.
Cuaca ekstrem seperti Topan Gabrielle, banjir Pulau Utara di Selandia Baru dan badai konvektif di Amerika Utara adalah alasan utama rasio gabungan meningkat sebesar 3,9ppt menjadi 98,8% pada semester pertama tahun ini. Selain itu, klaim baru dari bencana tahun 2022 seperti Badai Musim Dingin Elliott dan banjir Australia berkontribusi pada penurunan kinerja underwriting.
Meskipun ada upaya berkelanjutan untuk mengurangi paparan bencana, bisnis Amerika Utara melaporkan rasio gabungan yang tidak memuaskan sebesar 106,9%. Selain itu, tren inflasi tidak pasti dan dapat berlanjut, memberikan tekanan pada rasio kerugian dalam jangka pendek hingga menengah.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
1 
