1
1

Reasuradur Diproyeksikan Raih Pendapatan Kuat hingga 2026, Apa Pendorongnya?

Ilustrasi. | Foto: Insurance Asia/Ngampol7380 from Envato

Media Asuransi, GLOBAL – S&P Global Ratings melaporkan reasuradur diperkirakan meraih pendapatan yang solid hingga 2026 setelah mencatatkan kinerja yang kuat pada 2023. Hal ini didorong hasil investasi yang tertinggi dalam dekade terakhir dan kenaikan harga signifikan dalam reasuransi properti serta reasuransi bencana alam (P/C).

Perubahan struktural yang diterapkan sejak awal 2023, seperti peningkatan titik lampiran, ketentuan yang lebih ketat, dan penyesuaian harga untuk risiko bencana properti, telah memperkuat ketahanan dan profitabilitas pasar reasuransi. Harga reasuransi properti dan bencana alam sempat melonjak pada awal 2024, namun mulai mereda pada pertengahan tahun.

|Baca juga: Emil Hakim Diangkat Jadi Presiden Komisaris Tugure

|Baca juga: Eastspring Indonesia dan Bank DBS Indonesia Luncurkan Reksa Dana Berbasis ESG

Dilansir dari laman Insurance Asia, Selasa, 26 November 2025, meskipun ada penurunan harga, namun bencana alam besar seperti Badai Milton di Florida dan banjir di Eropa Timur dapat membantu menstabilkan atau bahkan membalikkan penurunan harga pada 2025.

Harga reasuransi kecelakaan juga mengalami kenaikan pada 2024, dipicu oleh kekhawatiran tentang inflasi ekonomi, inflasi sosial, serta peningkatan biaya litigasi dan penghargaan juri akibat pendanaan litigasi pihak ketiga.

Meskipun telah melakukan penyesuaian struktural, namun reasuradur tetap menghadapi risiko bencana alam yang meningkat akibat perubahan iklim, urbanisasi, dan inflasi. Risiko kecelakaan juga menjadi perhatian utama seiring dengan meningkatnya biaya litigasi.

Sektor reasuransi juga mencatatkan kenaikan signifikan dalam kapitalisasi pasar, didorong oleh pendapatan yang kuat, pemulihan nilai aset, dan aliran modal alternatif. Pada akhir 2023, sebanyak 19 reasuradur global teratas tercatat memiliki surplus kecukupan modal sebesar 6,1 persen pada tingkat kepercayaan 99,99 persen.

Dengan meningkatnya permintaan untuk perlindungan risiko ekstrem, terutama terkait bencana alam yang semakin sering terjadi, pasar reasuransi diperkirakan terus berkembang. Selain itu, sektor reasuransi siber juga menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan seiring dengan meningkatnya ancaman siber.

|Baca juga: Tempo Scan Pacific (TSPC) Akan Bagi Dividen Interim Rp112,75 Miliar

|Baca juga: Obligasi Rp476,3 Miliar Medco Energi (MEDC) Akan Jatuh Tempo Februari 2025

Ekonomi berkembang dan penetrasi pasar yang semakin luas juga membuka peluang pertumbuhan lebih lanjut. Pada 2023, kerugian ekonomi global akibat bencana alam tercatat mencapai US$280 miliar, dengan 60 persen di antaranya tidak diasuransikan. Kesenjangan perlindungan ini menciptakan peluang bagi kemitraan publik-swasta.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Laba Asuransi Jasindo Naik 228,47% per Oktober 2024
Next Post Reasuransi Global Siap Pamer Kekuatan di Tengah Tingginya Suku Bunga

Member Login

or