1
1

Repricing Saja Tidak Cukup, AXA Financial Bongkar Jurus Tahan Klaim Membengkak dan Tetap Cuan

AXA Financial Indonesia. | Foto: AXA.co.id

Media Asuransi, JAKARTA – Langkah penyesuaian tarif premi atau repricing menjadi salah satu strategi utama sejumlah perusahaan asuransi di Indonesia dalam menjaga keberlanjutan bisnis di tengah tingginya inflasi medis.

Chief of Health AXA Financial Indonesia Yudhistira Dharmawata mengakui strategi ini berdampak positif terhadap kinerja perusahaan, khususnya dalam menopang profitabilitas pada semester I/2025. Namun, ia menegaskan, repricing bukan menjadi satu-satunya jalan keluar.

|Baca juga: Riduan Resmi Jadi Dirut, Berikut Daftar Lengkap Direksi dan Komisaris Bank Mandiri (BMRI)

|Baca juga: Profil Riduan yang Kini Jadi Bos Bank Mandiri (BMRI), Pernah Berkarier di BPJS Kesehatan!

|Baca juga: IHSG Naik 5,71% hingga Juli 2025, Kapitalisasi Pasar Sempat Sentuh Rekor Tertinggi!

“Memang produk kesehatan kontribusinya signifikan. Kita lihat memang selaras dengan data industri, inflasi cukup tinggi, kalau beberapa mungkin data resmi itu berkisar belasan persen. Cuma mungkin kenyataannya di lapangan kita lihat ada beberapa tempat yang memang bahkan bisa di atas data resmi tersebut,” ujar Yudhistira, di Jakarta, Selasa, 5 Agustus 2025.

Ia menyebutkan sebelumnya AXA Financial Indonesia sudah melakukan repricing sejak tahun lalu, dan dampaknya mulai terasa secara perlahan dalam enam bulan pertama pada 2025.

“Memang dari segi perusahaan asuransi, kami juga melakukan repricing. Berarti kita sudah melakukan repricing dari tahun lalu sebenarnya. Di mana dampaknya memang perlahan-lahan, sehingga membantu financial perusahaan selama enam bulan pertama ini,” jelasnya.

Meski demikian, Yudhistira menilai kebijakan repricing tidak bisa terus menerus dijadikan andalan. Jika dilakukan terus-menerus, premi produk kesehatan akan menjadi terlalu mahal dan menyulitkan akses masyarakat.

“Tapi memang kami juga merasa kalau repricing ini bukan satu-satunya solusi, cuma salah satu aja. Karena kalau kita terus repricing, produk kesehatan ini akan menjadi kurang affordable untuk masyarakat,” ucapnya.

Sebagai upaya pelengkap, AXA menghadirkan produk baru dengan skema co-payment yang memungkinkan premi lebih murah. Produk tersebut, AXA Protektor, diluncurkan pada Agustus 2024.

|Baca juga: Bos OJK: Masih Ada Ruang untuk Bank Turunkan Suku Bunga Kredit di 2025

|Baca juga: 92 Kopdes Meluncur, OJK Tancap Gas Beberkan Strategi Jaga Kredit Tetap Aman

“Oleh karena itu, kami juga sudah selangkah lebih maju dengan meluncurkan produk dengan opsi co-payment. Itu AXA Protektor tahun lalu di Agustus 2024. Ini produk dengan ada sistem co-payment.” jelas Yudhistira.

Sehingga, lanjutnya, masyarakat dapat memilih opsi co-payment agar premi yang dibayarkan lebih murah, sekaligus tetap memperoleh perlindungan di rumah sakit yang tingkat inflasinya tidak setinggi yang lain. Hal ini, menurut Yudhistira, turut membantu menekan level klaim, sehingga di saat yang sama kenaikan premi akibat repricing tidak terlalu besar bagi nasabah.

Sebagai informasi, Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengungkapkan, sejumlah perusahaan asuransi telah menempuh langkah repricing sebagai strategi menjaga keberlanjutan bisnis.

|Baca juga: Perkuat Pelestarian Seni Budaya, Jajaran Direksi BCA (BBCA) Tampil di Ketoprak Financial

|Baca juga: OJK Ramal Kinerja Perbankan Tetap Kokoh di Semester II/2025

“Perbaikan rasio klaim dilakukan melalui kebijakan penyesuaian premi, untuk mengantisipasi inflasi medis dan menjaga profitabilitas jangka panjang,” ujar Ogi, dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK, Juni lalu.

Penyesuaian premi ini dilakukan baik oleh perusahaan asuransi jiwa maupun asuransi umum sebagai respons terhadap peningkatan biaya klaim di sektor kesehatan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Venteny Catatkan Pendapatan Rp104 Miliar di Semester I/2025
Next Post AXA Financial Indonesia Cetak Laba Rp22 Miliar hingga Juni 2025

Member Login

or