1
1

Riset Delinea: Identity Security Jadi Syarat Utama Cakupan Asuransi Siber

Keamanan Informasi dan data nasabah jadi Prioritas perusahaan di seluruh dunia. | Foto: Allianz Indonesia

Media Asuransni, GLOBAL — Riset terbaru Delinea menunjukkan, keamanan identitas kini menjadi faktor utama dalam penilaian dan penetapan premi asuransi siber. Dalam laporan berjudul “Identity Security Controls Become Non-Negotiable for Coverage”, sebanyak 97 persen responden mengakui bahwa kontrol terkait identitas memengaruhi premi maupun syarat cakupan asuransi yang mereka terima.

“Perusahaan asuransi mengirimkan pesan yang sangat jelas: organisasi harus menunjukkan kematangan keamanan identitas jika ingin mendapatkan cakupan yang terjangkau, atau bahkan dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan cakupan sama sekali. Kini terjadi perubahan cepat dari asuransi siber sebagai penopang finansial menjadi audit atas postur identitas dan akses organisasi,” ujar CEO Delinea Art Gilliland dikutip dari Asia Insurance Review, Rabu, 26 November 2025.

|Baca juga: Estonia Posisikan Indonesia sebagai Mitra Strategis untuk Inovasi Maritim dan Keamanan Siber 2026

Survei yang melibatkan lebih dari 750 pemimpin keamanan di Amerika Serikat dan Inggris itu menyebutkan bahwa kontrol identitas kini menjadi indikator penting bagi perusahaan asuransi dalam menilai kelayakan dan tingkat risiko siber sebuah organisasi.

Privileged Access Management (PAM) menjadi kontrol paling berpengaruh, disebut oleh 41 persen responden sebagai faktor yang paling menentukan persepsi penjamin emisi atas kelayakan cakupan. Disusul Identity Governance and Administration (IGA) sebesar 38 persen, serta kontrol akses pihak ketiga dan vendor sebesar 32 persen. Sebanyak 46 persen organisasi yang mengajukan klaim melaporkan bahwa insiden yang memicu klaim terkait dengan identitas atau melibatkan kompromi akun privilese.

|Baca juga: Permintaan Asuransi Siber Meningkat Tajam di Tengah Ketegangan Geopolitik

Laporan Delinea juga menyoroti meningkatnya pengaruh adopsi kecerdasan buatan (AI) dalam lanskap asuransi siber. Sebanyak 86 persen responden menyebut perusahaan asuransi menawarkan potongan premi atau kredit bagi organisasi yang menerapkan kontrol keamanan berbasis AI. Dari responden yang melaporkan penurunan biaya asuransi siber dalam setahun terakhir, 64 persen mengatakan penurunan itu terjadi berkat implementasi AI.

Aplikasi AI yang paling memengaruhi premi adalah deteksi dan pemantauan ancaman sebanyak 63 persen, diikuti analitik perilaku dan audit sebesar 59 persen. Meski demikian, 42 persen responden menyebut polis yang mereka miliki secara spesifik mengecualikan risiko terkait penyalahgunaan AI.

Editor : Wahyu Widiastuti

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pembiayaan Haji Khusus Bank Muamalat Meningkat Pesat
Next Post Sistem Penerbitan Visa Umrah Kembali Lewat Provider Resmi

Member Login

or