1
1

Risiko Kian Meningkat, Nasabah Pindah ke Perusahaan Asuransi yang Lebih Inovatif

Ilustrasi Bisnis Asuransi> | Foto: Ist

Media Asuransi, GLOBAL – Sebuah survei baru dari The Geneva Association mengungkapkan bahwa nasabah di seluruh dunia semakin beralih ke perusahaan asuransi untuk mendapatkan solusi yang inovaif, yakni lebih dari sekadar perlindungan tradisional.

Laporan yang berjudul “Nilai Asuransi dalam Lanskap Risiko yang Berubah” ini menyoroti kekhawatiran para nasabah di enam pasar asuransi terbesar di dunia, yaitu Amerika Serikat, China, Jepang, Inggris, Perancis, dan Jerman.

Beberapa tahun terakhir telah ditandai dengan turbulensi yang signifikan, yakni dengan adanya pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina, dan perlambatan ekonomi global yang menggarisbawahi kerapuhan dunia yang saling terhubung.

Survei ini menunjukkan bahwa dengan adanya ketidakpastian geopolitik, risiko iklim, dan kemajuan teknologi yang pesat, risiko sistemik terus meningkat, sehingga menantang model asuransi konvensional dalam hal pengumpulan dan redistribusi risiko.

|Baca juga: Aon: Kondisi Pasar Asuransi Global Cenderung Melambat

Temuan utama dari survei nasabah global ini adalah meningkatnya kekhawatiran terhadap kemampuan berasuransi di masa depan, terutama terkait bencana alam, umur panjang, dan risiko siber. Lebih dari 50% responden mengantisipasi bahwa mendapatkan asuransi akan menjadi lebih sulit atau bahkan tidak mungkin di masa depan.

Untuk mengatasi masalah ini, laporan tersebut menyarankan bahwa perusahaan asuransi dapat memainkan peran penting dengan menawarkan layanan yang lebih dari sekadar transfer risiko tradisional. Hal ini termasuk secara aktif terlibat dalam layanan pencegahan risiko dan berkolaborasi dengan pemerintah untuk mengatasi risiko yang paling parah.

Khususnya, lebih dari 80% nasabah menyatakan ketertarikannya terhadap layanan risiko non-tradisional, yang mengindikasikan adanya peningkatan permintaan akan solusi manajemen risiko yang komprehensif.

Managing Director The Geneva Association, Jad Ariss, menekankan perlunya perusahaan asuransi beradaptasi dengan lanskap risiko yang terus berkembang.

“Meningkatnya intensitas dan dampak risiko saat ini, mulai dari iklim hingga dunia maya, menciptakan kondisi yang penuh tantangan bagi perusahaan asuransi. Namun, alasan untuk terus mempertahankan nilai asuransi sudah jelas,” terang Ariss dikutip dari Reinsurance News.

Direktur Ketahanan Sosial Ekonomi di The Geneva Association sekaligus penulis laporan tersebut, Kai-Uwe Schanz, menggarisbawahi tantangan yang ditimbulkan oleh risiko iklim dan siber terhadap kemampuan asuransi. “Analisis teoritis kami menemukan bahwa risiko iklim dan siber khususnya menjadi kendala utama dalam hal insurabilitas,” katanya.

Menariknya, kedua risiko tersebut juga merupakan dua risiko teratas yang disebutkan oleh nasabah terkait dengan kekhawatiran akan tidak tersedianya dan tidak terjangkaunya asuransi. “Sedang yang menggembirakan, hasil survei kami juga menunjukkan adanya minat yang cukup besar di antara para nasabah terhadap layanan risiko tambahan, seperti layanan prediksi dan pencegahan yang mengindikasikan adanya peluang yang jelas bagi perusahaan asuransi untuk memperluas penawaran mereka,” tuturnya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BRI Kembali Selenggarakan UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023
Next Post Aon: Pasar Asuransi Global Menyaksikan Lanskap yang Dinamis

Member Login

or