Media Asuransi, GLOBAL – Guy Carpenter, spesialis risiko dan reasuransi global dalam laporannya menyebutkan, tren baru muncul di pasar asuransi terorisme dan kekerasan politik. Meskipun tarif asuransi terorisme sempat naik, namun kini kapasitas yang melimpah membuat harga stabil.
Kerugian di sektor ini relatif rendah, namun ketidakstabilan politik dan kerusuhan sosial yang meningkat, terutama di tahun pemilu global, mulai mendorong tarif di beberapa wilayah.
Reasuradur kini lebih fokus pada bagaimana cedant mengelola portofolio mereka, terutama terkait risiko kekerasan politik seperti pemogokan, kerusuhan, dan gangguan sipil (SRCC) serta risiko perang.
|Baca juga: Cognizant: Perusahaan Asuransi Kesulitan Mengukur Nilai Investasi Teknologi
|Baca juga: Kisah Inspiratif Wanita Hebat AgenBRILink yang Perluas Akses Keuangan ke Seluruh Nusantara
Banyak cedant mulai mengurangi fokus pada portofolio SRCC dan perang, dan memilih untuk memperluas cakupan asuransi terorisme yang dianggap lebih stabil. Namun, perbedaan definisi peristiwa antara pasar langsung dan reasuransi masih menimbulkan tantangan.
Melansir Reinsurance News, Rabu, 18 September 2024, Guy Carpenter juga mencatat absennya kerugian besar dari invasi Rusia ke Ukraina berkontribusi pada sedikit pelonggaran pasar pada pertengahan tahun. Beberapa penempatan bahkan menjadi kelebihan kapasitas, memungkinkan klien untuk menyesuaikan portofolio mereka.
Managing Director Non-Marine Specialty Guy Carpenter Jonathan Powell mengatakan, meski kapasitas saat ini melimpah, namun banyak cedant merencanakan pertumbuhan di 2025, yang mencerminkan strategi pasar yang bervariasi.
“Diskusi mengenai definisi peristiwa akan terus menjadi tema sentral ke depan,” pungkas Jonathan Powell.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News