1
1

Sequis Ajak Masyarakat Rutin Cek Angka Trigliserida, Buat Apa?

Ilustrasi. | Foto: Allianz Life Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Pernahkah Anda melakukan Medical Check Up (MCU) dan membaca di laporan MCU terkait nilai trigliserida? Lantas, seberapa penting angka trigliserida memengaruhi pengajuan asuransi?

Medical Underwriter Sequis Debora Aloina Ita Tarigan mengatakan beberapa produk asuransi kesehatan mewajibkan adanya MCU untuk mengukur risiko kesehatan. Namun ada juga yang cukup menjawab pertanyaan kesehatan saat mengisi Surat Pengajuan Asuransi (SPA). Salah satu indikator mengukur risiko kesehatan adalah angka trigliserida.

Ia menambahkan hasil dari MCU ataupun jawaban mengenai riwayat sakit pada pertanyaan kesehatan menjadi faktor penilai besaran risiko calon tertanggung untuk kemudian dikelompokkan dalam kategori risiko asuransi, yakni risiko standar, risiko kesehatan tinggi biasanya dikenakan beban ekstra premi, atau risiko yang sangat tinggi.

“Yang sehingga kemungkinan besar pengajuan akan ditolak. Untuk itu, sebaiknya membiasakan gaya hidup sehat demi kesehatan dan mendukung kita bisa mendapatkan premi yang sesuai karena kondisi risiko kesehatan dinilai rendah,” kata Debora, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin, 27 Mei 2024.

Trigliserida adalah jenis lemak umum yang ada dalam darah. Berfungsi menyimpan kalori dan menyediakan energi untuk tubuh. Makanan menjadi sumber utama pembentuk lemak ini. Jika Anda makan lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh maka kadar trigliserida dapat meninggi.

“Ada proses metabolisme dalam tubuh kita, yakni makanan diproses menjadi kalori lalu diubah menjadi energi dalam proses metabolisme. Tubuh kita memerlukan energi agar sel dan jaringan tetap tumbuh dan berkembang serta dapat berfungsi dengan baik,” ucapnya.

|Baca juga: Pembukaan Perdagangan: IHSG Menghijau, Kurs Rupiah Melemah

“Beraktivitas sehari-hari dan berolahraga memerlukan energi. Namun, jangan sampai berlebihan karena tubuh juga butuh istirahat. Sebaliknya, jika energi jarang terpakai akan menjadi trigliserida yang akan disimpan dalam sel-sel lemak,” tambah Debora.

Masyarakat perlu mengetahui profil lemak untuk mengetahui kadar trigliserida dengan melakukan tes darah. Anda dapat melakukan tes di klinik atau laboratorium. Nantinya, darah akan diambil dari pembuluh di lengan. Hasil akan lebih akurat jika pasien berpuasa selain minum air putih selama 9-12 jam sebelum pengambilan darah.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka kurang dari 150 mg/dL berarti kadar masih normal. Jika sudah berada di batas atas 150-199 mh/dl harus berhati-hati karena bisa terus meninggi hingga 200-500 mg/dl. Bahkan tergolong sangat tinggi atau berbahaya jika sudah berada di angka lebih dari 500 mg/dL.

Debora mengajak masyarakat meningkatkan literasi mengenai trigliserida karena seringkali angka trigliserida merangkak naik tanpa disertai gejala. Bahkan ada yang merasakan gejala saat kisaran sudah berada di angka 1.000 hingga 2.000 mg/dL.

“Trigliserida yang meninggi dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan, yakni berisiko pada penyakit-penyakit kritis, seperti penyakit jantung dan stroke,” tukasnya..

Tingkat lemak dalam tubuh

Kebiasaan sehari-hari kita memiliki dampak pada tingkat lemak dalam tubuh. Pemicu utama di balik kenaikan trigliserida adalah konsumsi kalori berlebihan dan kurang bergerak. Ada juga karena faktor genetik yang dapat membuat tingkat trigliserida tidak normal.

Mengontrol tingkat trigliserida dapat dilakukan dengan inisiatif mengubah gaya hidup ke arah yang sehat, jangan malas bergerak supaya tubuh tidak menyimpan lapisan lemak lebih banyak, rutin berolahraga demi menjaga dari risiko menurunnya massa otot. Jika massa otot kuat dan terjaga maka saat usia lanjut pun masih memungkinkan untuk tetap aktif bergerak.

|Baca juga: Dukung Pertumbuhan Investasi di Pasar Modal Indonesia, BTPN Resmi Jadi Bank Kustodian

Debora menyarankan untuk melatih diri berpikir positif dan bahagia karena mereka yang dapat mengontrol stres lebih mudah beraktivitas, lebih dapat mengontrol diri untuk tidak makan berlebihan, dan tidak makan sembarangan.

Mengenai asupan, pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti biji-bijian utuh, sayuran, dan buah-buahan segar untuk menjaga tingkat gula darah dan trigliserida tetap stabil. Hindari lemak jenuh dan trans, ganti dengan asupan lemak seimbang, seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.

“Tambahkan makanan yang kaya akan omega-3 dan serat untuk membantu menurunkan tingkat trigliserida. Makanan yang baik dikonsumsi antara lain ikan berlemak, chia seeds, dan kacang-kacangan, sereal, sayur dan buah,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Allianz Utama Terus Fokus Kembangkan Bisnis Ritel di Indonesia 
Next Post BEI Implementasikan Mekanisme Baru Pemindahan Papan Pencatatan

Member Login

or