1
1

Serangan Siber terhadap Perusahaan Utilitas Inggris Meroket hingga 586% di 2023

Ilustrasi. | Foto: Kominfo

Media Asuransi, GLOBAL – Data yang dikumpulkan oleh perusahaan reasuransi khusus global, Chaucer, menyebutkan serangan siber yang berhasil menyerang perusahaan utilitas Inggris meningkat drastis menjadi 48 pada 2023. Angka itu meningkat 586 persen dibandingkan dengan tujuh kasus yang terlihat pada 2022.

Serangan ini telah mengakibatkan data sensitif milik 140 ribu individu di Inggris terkompromikan, yang merupakan lonjakan sebesar 714 persen dibandingkan dengan 17 ribu individu yang terkena dampak pelanggaran siber pada tahun sebelumnya.

Chaucer mengungkapkan serangan-serangan ini umumnya berfokus pada pencurian data atau ransomware, namun ada kekhawatiran serangan yang dirancang untuk merusak infrastruktur juga bisa meningkat akibat ketegangan geopolitik yang semakin tinggi.

Underwriter Class Chaucer Ben Marsh mengungkapkan diduga peningkatan pelanggaran siber ini sebagian disebabkan oleh upaya yang semakin intens dari peretas yang didukung negara yang menargetkan infrastruktur kritis di Inggris.

|Baca juga: Moduit Digital Indonesia Hadirkan MOSAIC, Fitur Investasi Saham Terintegrasi

“Ini ditambah dengan ancaman dari penjahat siber konvensional yang juga terus mengincar perusahaan utilitas Inggris, terutama karena mereka menyimpan sejumlah besar data pribadi, termasuk rincian keuangan,” ujarnya, dikutip dari laman Reinsurance News, Selasa, 30 Juli 2024.

Perusahaan utilitas dianggap sebagai bagian integral dari infrastruktur kritis Inggris dan kini berada di bawah ancaman yang lebih besar setelah dimulainya perang di Ukraina. Badan Energi Internasional telah memperingatkan tentang peningkatan serangan siber terhadap infrastruktur energi di Eropa.

Tahun lalu, Ofcom, regulator telekomunikasi dan penyiaran, mengonfirmasi bahwa mereka menghadapi rata-rata 30 ribu upaya intrusi siber per minggu. Marsh menambahkan perusahaan utilitas menyimpan berbagai informasi pribadi, mulai dari rincian bank hingga alamat rumah.

|Baca juga: OJK Dukung Percepatan Transformasi Sektor Asuransi

Setelah informasi ini diperoleh oleh peretas, mereka dapat memanfaatkannya sendiri atau menjualnya di web gelap. “Pelanggaran siber dapat menyebabkan kerusakan reputasi dan operasional, yang membuat perusahaan lebih rentan terhadap serangan ransomware setelah pelanggaran tersebut,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Muamalat Jalin Kerja Sama dengan Universitas Paramadina
Next Post Asuransi Motor Malaysia Diramal Tumbuh 7,5% di 2028, Apa Pemantiknya?

Member Login

or