Media Asuransi, GLOBAL – Lembaga pemeringkat S&P Global menyatakan meskipun perubahan iklim meningkatkan biaya klaim bagi perusahaan asuransi utama, namun hal ini tidak akan memicu penurunan peringkat kredit dalam jangka menengah, walau profitabilitas menjadi lebih fluktuatif.
Pada 2023, kerugian yang diasuransikan akibat bencana alam global mencapai lebih dari US$100 miliar untuk tahun keempat berturut-turut. Bencana seperti badai di Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Italia berkontribusi pada kerugian tersebut.
|Baca juga: Hannover Re Proyeksikan Permintaan Perlindungan Reasuransi Berkualitas Terus Berlanjut
S&P juga mencatat sektor asuransi properti dan kecelakaan (P&C) akan merasakan dampak terbesar dari perubahan iklim, terutama melalui peningkatan biaya klaim terkait bencana alam.
Dilansir dari laman Reinsurance News, Rabu, 18 September 2024, biaya reasuransi mungkin meningkat, dan premi serta deductible asuransi properti bisa naik di wilayah yang lebih berisiko.
Namun, S&P menekankan, peran perusahaan asuransi dalam mengurangi risiko bencana alam semakin penting, terutama dengan meningkatnya kesadaran publik tentang kesenjangan perlindungan asuransi. Untuk menutup kesenjangan ini, dibutuhkan dukungan pemerintah agar premi asuransi tetap terjangkau.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News