Media Asuransi, GLOBAL – Dalam prospek tengah tahun yang dirilis baru-baru ini, S&P Global Ratings menyoroti bahwa sektor asuransi Asia-Pasifik mengalami tren kredit yang stabil, dengan 90% perusahaan asuransi di kawasan ini memiliki prospek yang stabil.
Sentimen positif ini didukung oleh faktor-faktor seperti meningkatnya kesadaran akan risiko dan rendahnya penetrasi asuransi, yang terus mendorong permintaan akan perlindungan di seluruh kawasan.
Namun, laporan tersebut juga menunjukkan potensi tantangan yang dapat berdampak pada lanskap asuransi. Suku bunga tinggi yang berkelanjutan, kecuali di China, dapat menimbulkan ancaman terhadap valuasi aset, berpotensi menyebabkan kerugian yang belum direalisasi bagi perusahaan asuransi. Skenario ini dapat mendorong perusahaan asuransi untuk mengevaluasi kembali strategi investasi dan praktik manajemen risiko mereka.
|Baca juga: S&P: Biaya Asuransi Sewa Properti Meningkat Pesat
Risiko valas juga berada di radar, terutama untuk perusahaan asuransi dengan investasi luar negeri yang besar, seperti di Taiwan dan Jepang.
Laporan tersebut menekankan bahwa biaya tinggi yang terkait dengan lindung nilai dapat mengikis pendapatan perusahaan asuransi, yang memerlukan pertimbangan yang cermat dan langkah-langkah mitigasi risiko yang proaktif.
Prospek perlambatan ekonomi di kawasan ini merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan asuransi. Meskipun demikian, laporan tersebut menyoroti bahwa meningkatnya kesadaran akan risiko dan tingkat penetrasi asuransi yang relatif rendah kemungkinan akan terus mendorong permintaan akan produk asuransi, membantu mengimbangi beberapa hambatan ekonomi.
Penerapan Standar Pelaporan Keuangan Internasional 17 (IFRS 17) dan penerapan kerangka peraturan baru juga diharapkan membawa perubahan dalam strategi dan indikator kinerja utama perusahaan asuransi.
Meskipun perubahan ini cenderung meningkatkan transparansi dan manajemen risiko, perubahan tersebut juga dapat menyebabkan biaya operasional yang lebih tinggi bagi perusahaan asuransi karena mereka beradaptasi dengan persyaratan baru.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News