1
1

S&P Global: Runtuhnya Jembatan Francis Scott Key Masih Bisa Dikelola Reasuransi

Tangkapan layar Jembatan Francis Scott Key runtuh. | Foto: Youtube

Media Asuransi, GLOBAL – S&P Global Ratings mengatakan meskipun runtuhnya Jembatan Francis Scott Key di Baltimore dapat menyebabkan kerugian asuransi laut terbesar yang tercatat sejak Costa Concordia pada 2012, namun demikian peristiwa tersebut masih dapat dikelola oleh sektor reasuransi global.

Lembaga pemeringkat tersebut menyatakan jika program reasuransi International Group of P&I Clubs terpicu maka industri reasuransi dapat menghadapi kerugian maksimum sebesar US$3 miliar, dengan kerugian lebih lanjut yang mungkin terjadi melalui gangguan bisnis dan klaim tanggung gugat lainnya akibat peristiwa tersebut.

“Meskipun kami melihat runtuhnya Jembatan Francis Scott Key sebagai kerugian besar di bidang kelautan, kami mengantisipasi bahwa perusahaan reasuransi global akan dapat mengelola kerugian sebesar ini,” kata S&P, dikutip dari laman Reinsurance News, Rabu, 3 April 2024.

Kapal berbendera Singapura, Dali, bagian dari Grace Ocean Pte yang bertabrakan dengan jembatan dan menyebabkan runtuhnya jembatan adalah anggota yang diasuransikan dari Britannia P&I Club. Meskipun Britannia menyediakan perlindungan pertanggungjawaban, namun mereka hanya akan bertanggung jawab secara langsung atas klaim asuransi US$10 juta pertama.

|Baca juga: IFG Angkat Reza Benito Zahar Jadi Dirut Bahana Sekuritas

Sebanyak 12 mutual club yang tergabung dalam International Group of P&I Clubs akan bertanggung jawab secara kolektif sebesar US$90 juta melalui mekanisme pooling. Dapat dipahami bahwa program reasuransi International Group of P&I Clubs, yang dipimpin oleh AXA XL, menanggung kerugian sebesar US$3 miliar per kejadian, di atas retensi US$100 juta.

“Sulit untuk memperkirakan biaya klaim tanggung gugat tambahan, seperti klaim untuk gangguan bisnis pada tahap ini. Kami terus memantau perkembangan klaim tanggung gugat tersebut,” kata S&P.

Jika total kerugian melebihi US$3,1 miliar yang ditanggung, pihaknya telah memahami bahwa kerugian lebih lanjut akan dibagi bersama di seluruh klub IG, dengan pungutan pada pemilik kapal untuk membayar klaim tersebut.

Saat ini, kandasnya Costa Concordia pada 2012 merupakan kerugian terbesar yang pernah dialami oleh asuransi kelautan, yaitu sekitar US$1,5 miliar, dan merupakan contoh yang baik tentang bagaimana sektor reasuransi telah mengelola kerugian bersih dengan skala yang sama di masa lalu.

Meskipun kerugian dari peristiwa jembatan Baltimore diperkirakan melampaui peristiwa Costa Concordia dan mencetak rekor baru untuk sektor asuransi kelautan, S&P merasa bahwa kerugian tersebut dapat dikelola dan mengatakan ini didukung lebih lanjut oleh kinerja penjaminan yang kuat dari sektor reasuransi pada 2023.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post ASEAN Taxonomy Board (ATB) Terbitkan ASEAN Taxonomy versi 3, OJK Siap Tindaklanjuti
Next Post Sukseskan Arus Mudik, Hutama Karya Berikan Diskon Tarif Tol Trans Sumatera 20%

Member Login

or