Media Asuransi, JAKARTA – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance menegaskan risiko bencana alam yang meningkat tidak memberikan tekanan signifikan terhadap rasio klaim properti perseroan sepanjang 2025.
Direktur Utama TUGU Adi Pramana mengatakan meski Indonesia berada di kawasan ring of fire dan peristiwa bencana global terus terjadi, namun Tugu Insurance memastikan portofolio asuransi properti tetap terkelola melalui manajemen risiko dan proteksi reasuransi yang kuat.
“Kalau kita lihat dan kita baca berita tidak dapat dihindari bencana ini secara kejadiannya agak meningkat ya,” ujar Adi, dalam Media Briefing di Jakarta, Jumat, 14 November 2025.
Ia mencontohkan Filipina yang dalam seminggu mengalami dua kali typhoon. Ia menegaskan dampak kerusakan global sejauh ini masih relatif terbatas ketimbang tahun-tahun sebelumnya. TUGU memandang risiko bencana seperti gempa bumi justru menjadi area di mana perusahaan dapat memainkan peran melalui mitigasi dan penyediaan perlindungan yang terukur.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Teknik TUGU Fadlil Iswahyudi menjelaskan, Indonesia memang kerap disebut ‘supermarket bencana’. Namun, tambahnya, secara profil risiko masih lebih rendah dari Filipina yang memiliki paparan typhoon. Karakter risiko ini justru membuka peluang bagi perusahaan asuransi untuk memberikan layanan manajemen risiko yang optimal.
Fadlil menegaskan kesiapan perusahaan dalam menghadapi skenario terburuk sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan dan aplikasi manajemen risiko, termasuk proteksi reasuransi. Penempatan risiko dilakukan melalui seleksi pasar, pengaturan harga, hingga skema perlindungan yang disesuaikan dengan profil risiko properti.
Hasilnya, hingga Oktober 2025, rasio kerugian (loss ratio) lini properti TUGU tercatat di level 35 persen, yang disebut masih berada pada rentang yang sehat. Fadlil juga memastikan strategi perusahaan berjalan sesuai aturan lini usaha OJK.
“Untuk properti dengan risk management reasuransi yang kita punya, proteksi asuransi yang kita punya sampai dengan Oktober ini, kita loss ratio itu 35 persen, jadi masih dalam range yang favorable,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
