Media Asuransi, GLOBAL – Survei terbaru Sun Life Asia mengungkapkan perempuan di Singapura merasa lebih aman secara finansial dibandingkan dengan generasi sebelumnya, di mana 66 persen menyatakan kondisi keuangan mereka lebih baik dari ibu mereka.
Melansir Insurance Asia, Selasa, 4 Maret 2025, meski demikian, banyak yang masih menghadapi kendala dalam mencapai kemandirian finansial, terutama karena tanggung jawab mengasuh keluarga dan meningkatnya biaya kesehatan. Survei ini menunjukkan dinamika keluarga tradisional masih memengaruhi keputusan keuangan perempuan.
Sebanyak 56 persen ibu di Singapura merasa tertekan akibat harus menyeimbangkan tanggung jawab merawat anak dan orang tua. Sementara itu, 60 persen perempuan aktif menabung untuk biaya perawatan orang tua mereka, tetapi hanya 12 persen yang berharap mendapatkan dukungan finansial penuh dari anak-anak mereka di masa tua.
|Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Turun, Target 8% Sulit Tercapai?
|Baca juga: Deretan Asuransi Unik dan Tidak Terduga dari Selebritas Papan Atas Part 1
Biaya kesehatan menjadi perhatian utama, dengan 69 persen perempuan menganggapnya sebagai hambatan besar terhadap keamanan finansial. Bahkan, 55 persen perempuan membuat keputusan keuangan penting berdasarkan masalah kesehatan, lebih banyak dari yang mempertimbangkan pensiun (47 persen) atau pembelian rumah (38 persen).
Lebih mengkhawatirkan, 57 persen perempuan mengaku pernah mengorbankan perawatan medis mereka sendiri demi membiayai pengobatan anak atau anggota keluarga yang lebih tua.
Meski semakin banyak perempuan yang mengendalikan keuangan mereka sendiri, namun tantangan dalam membangun kekayaan masih ada. Sebanyak 63 persen perempuan menilai pengetahuan finansial mereka masih berada di tingkat dasar atau pemula, lebih tinggi dibanding rata-rata regional yang sebesar 59 persen.
|Baca juga: Tingkatkan Pelindungan Data Nasabah, Prudential Indonesia Perkuat Transformasi Digital
|Baca juga: BNI (BBNI) Cetak Laba Rp1,63 Triliun di Januari 2025, Kredit Melonjak 10,3%!
Selain itu, 40 persen responden menyebut keterbatasan akses terhadap peluang investasi sebagai hambatan utama dalam mencapai stabilitas finansial jangka panjang. Temuan ini menyoroti pentingnya literasi keuangan dan akses yang lebih luas terhadap instrumen investasi bagi perempuan di Singapura.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News