Media Asuransi, GLOBAL – Swiss Re meramalkan adanya lonjakan permintaan terhadap reasuransi properti dan spesialis. Kenaikan ini didorong oleh nilai properti yang terus meningkat, urbanisasi, serta biaya perbaikan yang terdorong oleh inflasi.
Dalam laporan terbarunya, Swiss Re memproyeksikan fokus akan bergeser menuju peningkatan permintaan perlindungan reasuransi seiring dengan dimulainya diskusi pembaruan dalam industri asuransi.
CEO Swiss Re untuk Reasuransi Properti & Kecelakaan Urs Baertschi mengungkapkan meskipun tantangan industri tetap konsisten dengan tahun lalu, namun intensitasnya semakin meningkat yang memicu permintaan yang lebih tinggi.
|Baca juga: IFG dan Telkomsel Jalin Kerja Sama Strategis
|Baca juga: OJK Lantik Deputi Komisioner dan Kepala OJK Daerah untuk Perkuat Organisasi
“Dalam menghadapi risiko bencana alam yang tinggi, ketidakpastian ekonomi, dan ketidakstabilan geopolitik, reasuransi adalah solusi alami bagi perusahaan asuransi untuk melindungi diri dari kerugian yang berlebihan,” ujar Baertschi, dikutip dari laman Insurance Asia, Jumat, 13 September 2024.
Laporan dari Institut Swiss Re menunjukkan kerugian yang diasuransikan global akibat bencana alam telah melebihi US$100 miliar selama empat tahun berturut-turut pada 2023, dengan proyeksi 2024 menunjukkan tren serupa. Pada paruh pertama tahun ini, kerugian sudah mencapai US$60 miliar hingga US$62 miliar di atas rata-rata 10 tahun.
Selain itu, Swiss Re juga mengidentifikasi peningkatan permintaan reasuransi di sektor teknik, terutama untuk proyek energi terbarukan, sesuai dengan prospek positif industri konstruksi. Pasar reasuransi siber diperkirakan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran akan risiko serangan siber.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News