Media Asuransi, JAKARTA – Kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia, diperkirakan dapat menekan kinerja ekspor nasional. Bahkan, kondisi tersebut dinilai berdampak langsung terhadap asuransi kargo.
Menanggapi hal itu, Direktur & Founder Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan perlunya ada beberapa strategi adaptif yang dapat diterapkan pelaku industri asuransi guna memitigasi risiko akibat penurunan pendapatan pada volume ekspor.
“Ada tiga opsi. Pertama, diversifikasi usaha ke kargo yang melayani barang dikecualikan dari tarif resiprokal,” ungkapnya, kepada Media Asuransi, dikutip Rabu, 16 April 2025.
|Baca juga: SE OJK tentang Asuransi Kesehatan akan Diterbitkan pada Mei 2025
|Baca juga: Gerak IHSG Jadi Sinyal Penting Arah Perekonomian RI di Masa Mendatang
Contohnya, lanjut Bhima, adalah tembaga dengan sebagian perangkat elektronik untuk bahan baku semikonduktor dan olahan nikel. Kedua, pelaku industri dapat melakukan pivot beralih ke pengembangan produk asuransi lainnya seperti asuransi perjalanan pariwisata.
“Ketiga, fokus pada pelayanan asuransi kargo domestik. Diperkirakan pasar dalam negeri yang masih cukup potensial bisa menjadi pengalihan barang-barang ekspor yang dikenai tarif,” jelas Bhima.
Di sisi lain, delegasi Indonesia akan melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat pada 16-23 April 2025. Upaya itu dilakukan guna bertemu dengan berbagai pihak penting AS yakni US Trade Representative (USTR), Secretary of Treasury, dan Secretary of Commerce.
Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, Pemerintah Indonesia akan melakukan upaya diplomasi dan negosiasi secara langsung terkait kebijakan tarif resiprokal AS yang sudah diumumkan Presiden AS Donald Trump. Meski demikian, Pemerintah AS kembali mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif resiprokal selama 90 hari hingga 9 Juni 2025.
|Baca juga: Negosiasi tentang Tarif AS, Airlangga: Indonesia Dapat Kesempatan Pertama Diundang ke Washington DC
|Baca juga: Investree Resmi Dibubarkan
“Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington. Jadi ini tentu berdasarkan daripada apa yang sudah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia,” pungkas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News