Media Asuransi, GLOBAL – Indeks Pasar Asuransi Global yang dirilis oleh Marsh menyebutkan tarif asuransi komersial global turun rata-rata tiga persen pada triwulan pertama 2025 menyusul penurunan dua persen pada kuartal IV/2024. Kondisi itu menandai penurunan triwulanan ketiga berturut-turut setelah tujuh tahun kenaikan tarif.
Mengutip keterangan resmi Marsh, Selasa, 6 Maret 2025, hal ini melanjutkan tren moderasi tarif yang pertama kali terlihat pada indeks pada kuartal I/2021, yang didorong oleh meningkatnya persaingan di pasar asuransi global karena peningkatan kapasitas dari penyedia yang ada dan beberapa pendatang baru.
|Baca juga: CIMB Niaga Dukung Peningkatan Kompetensi BPR/BPRS
|Baca juga: Bank Mega Syariah Kucurkan Smart Multi Finance Rp100 Miliar untuk Optimalkan Pembiayaan Syariah
Hal ini khususnya terlihat pada lini properti, keuangan dan profesional, serta siber, di mana perusahaan asuransi secara aktif mencari peluang bisnis baru dan memperluas penawaran mereka. Semua kawasan global mengalami penurunan tarif gabungan secara tahun ke tahun pada kuartal pertama.
Tarif turun di Pasifik sebesar delapan persen; di Inggris sebesar enam persen; di India, Timur Tengah, dan Afrika (IMEA) sebesar empat persen; di Asia dan Kanada sebesar tiga persen; di Amerika Latin dan Karibia (LAC) sebesar dua persen; dan di AS dan Eropa sebesar satu persen.
Temuan Marsh lainnya meliputi:
- Tarif properti turun enam persen secara global, setelah penurunan tiga persen pada kuartal IV/2024. Kawasan AS dan Pasifik mengalami penurunan terbesar, masing-masing sebesar sembilan persen; Inggris turun enam persen; IMEA dan LAC turun empat persen; Kanada sebesar tiga persen; dan Eropa dan Asia sebesar satu persen. Pasar properti global mengalami peningkatan kapasitas yang didorong oleh peningkatan kinerja keuangan perusahaan asuransi dan biaya reasuransi yang lebih rendah.
- Tarif kecelakaan meningkat empat persen secara global pada kuartal I, sama seperti kuartal sebelumnya. Hal ini didorong oleh peningkatan delapan persen dalam tingkat kecelakaan di AS yang sebagian besar disebabkan oleh frekuensi dan tingkat keparahan klaim kecelakaan, yang banyak di antaranya ditandai dengan putusan juri yang besar. Kapasitas perusahaan asuransi untuk kecelakaan di AS tetap terbatas pada kuartal pertama. Wilayah global lainnya mengalami peningkatan atau penurunan satu digit rendah.
- Tarif lini keuangan dan profesional menurun sebesar enam persen secara global, tingkat yang sama dengan kuartal sebelumnya, dengan penurunan tarif tercatat di setiap wilayah sebagai akibat dari persaingan yang kuat dan kapasitas yang tersedia.
- Tarif asuransi siber menurun enam persen secara global –setelah penurunan tujuh persen pada kuartal sebelumnya– dengan penurunan di setiap wilayah. Tertanggung semakin mengambil pendekatan proaktif terhadap manajemen risiko dan sering menggunakan penghematan premi untuk meningkatkan cakupan mereka, mengurangi retensi, dan meningkatkan batas.
|Baca juga: Bank Neo Commerce (BBYB) Bidik Kredit Tumbuh 15%, Begini Strateginya!
|Baca juga: BNI (BBNI) Catat Transaksi Nasabah Tajir Naik 95% di Private Event BNI – Emirates Travel Fair 2025
“Didorong oleh meningkatnya persaingan perusahaan asuransi dan harga reasuransi yang menguntungkan, tren asuransi komersial global terus membaik bagi klien kami, secara rata-rata, pada kuartal pertama 2025, kecuali untuk asuransi kecelakaan AS,” kata Presiden, Global Placement, Marsh John Donnelly, mengomentari laporan tersebut.
Lebih lanjut, dirinya memperkirakan tren keseluruhan akan terus berlanjut dan persaingan perusahaan asuransi bakal semakin ketat, kecuali jika terjadi perubahan kondisi yang tidak terduga.
|Baca juga: Perkuat Layanan Digital untuk Investor Muda, BNI Sekuritas Luncurkan New BIONS
|Baca juga: Bidik Traveler, Permata Bank Luncurkan Permata Global Card
“Kami berkomitmen untuk membantu klien mengelola biaya, melindungi neraca mereka, dan berhasil menavigasi, serta mendapatkan keuntungan dari peningkatan kondisi pasar yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News