1
1

Tarif Reasuransi Bencana di Jepang Anjlok 15%, Sinyal Pasar Mulai Loyo?

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Pasar reasuransi di Jepang mulai menunjukkan pelonggaran harga. Howden Re melaporkan pada pembaruan kontrak 1 April 2025, tarif reasuransi untuk pertanggungan bencana (catastrophe excess-of-loss) di Jepang turun antara 10 persen hingga 15 persen secara penyesuaian risiko.

Penurunan ini menandai tren pelunakan pasar (soft market) yang berlanjut sejak kondisi pasar keras (hard market) beberapa tahun terakhir. Persaingan antarreasuradur makin ketat, mendorong mereka mempertahankan atau memperluas pangsa pasar, apalagi setelah lonjakan tarif akibat kerugian topan besar di 2018 dan 2019.

|Baca juga: Berikut Klarifikasi Allianz Indonesia terkait Isu PHK Sepihak

|Baca juga: RUPST 2025 Permata Bank (BNLI) Setujui Tebar Dividen Rp1,08 Triliun

Melansir Insurance Asia, Senin, 14 April 2025, sepanjang 2024, aktivitas bencana alam besar di kawasan Asia Pasifik relatif sepi, meski sempat terjadi gempa Noto di Januari, gempa Hualien di Taiwan pada April, dan Topan Yagi pada September. Hal ini turut mendukung penurunan harga dan stabilitas pasar.

Di Jepang, perusahaan asuransi membeli perlindungan dalam batas yang lebih rendah dan mencari proteksi tambahan di lapisan atas. Untuk cakupan gempa secara proporsional, komisi ceding rata-rata naik sekitar dua poin persentase, hal ini menunjukkan ketentuan kontrak yang lebih menguntungkan bagi pihak yang mengalihkan risiko.

Meski harga turun, namun Jepang tetap menjadi pasar utama bagi reasuradur global. Volume pasar yang besar, risiko yang relatif tidak berkorelasi, serta ketersediaan data underwriting yang luas menjadikan Jepang pasar yang sangat strategis.

|Baca juga: BRI Danareksa dan BRI Bersinergi Hadirkan Layanan Investasi Terintegrasi

|Baca juga: Premi SeaInsure Melonjak Hampir 350%

Sementara itu, di segmen reasuransi spesialis, hasilnya beragam. Tarif reasuransi penerbangan stabil usai sebelumnya sempat turun 3,5 persen di awal tahun. Di sisi lain, sektor kelautan dan energi mendapat pasokan kapasitas baru, sementara reasuransi terorisme mencatat sedikit penurunan seiring melemahnya tarif di pasar langsung.

Modal reasuransi juga telah pulih, bahkan melampaui puncak sebelum penurunan 2022, berkat penerbitan obligasi bencana dan aliran dana ke sekuritas terkait asuransi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Membara, Perusahaan Asuransi Jiwa Perlu Kurangi Porsi Investasi di Pasar Modal?
Next Post Astra Ambil Bagian di Expo 2025 Osaka

Member Login

or