Media Asuransi, JAKARTA – Asuransi pendidikan adalah produk asuransi yang dirancang untuk menjamin biaya pendidikan anak di masa depan dengan menggabungkan perlindungan asuransi jiwa dan investasi. Produk ini membantu orang tua menyiapkan keuangan agar anak tetap dapat melanjutkan pendidikan, termasuk sampai bangku kuliah.
Hal itu bisa terlaksana meski terjadi risiko pada pencari nafkah, seperti meninggal dunia atau mengalami cacat total. Melansir laman OCBC, Minggu, 16 November 2025, berikut berbagai risiko finansial yang bisa muncul jika tidak menyiapkan asuransi pendidikan:
1. Dana pendidikan tidak siap saat dibutuhkan
Biaya sekolah terus naik dari tahun ke tahun, sementara peningkatan penghasilan belum tentu sejalan. Tanpa proteksi pendidikan, orang tua harus mengandalkan tabungan atau pendapatan bulanan untuk membiayai sekolah anak. Kondisi ini berisiko membuat dana tidak memadai ketika anak naik tingkat ke jenjang yang lebih tinggi seperti SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Akhirnya, rencana pendidikan anak bisa tertunda.
2. Rencana pendidikan anak terganggu saat krisis
Situasi tak terduga seperti PHK, krisis ekonomi, atau turunnya pendapatan dapat langsung mengguncang stabilitas keuangan keluarga. Tanpa asuransi pendidikan, dana yang awalnya dialokasikan untuk sekolah mungkin terpaksa dipakai untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak. Akibatnya, anak berpotensi tidak melanjutkan sekolah sesuai rencana awal.
3. Tak ada perlindungan saat orang tua sakit atau meninggal dunia
Asuransi pendidikan bukan hanya menyiapkan dana sekolah, tetapi juga memberikan perlindungan jika pencari nafkah mengalami sakit parah, kecelakaan, atau meninggal dunia.Tanpa perlindungan ini, keluarga bisa kehilangan sumber pendapatan utama, dan biaya pendidikan anak menjadi terancam. Pilihan terakhir bisa bergantung pada bantuan kerabat atau bahkan pinjaman.
4. Terjebak utang demi biaya sekolah
Ketika dana pendidikan tidak tersedia, banyak orang tua akhirnya menempuh jalan pinjaman, mulai dari kartu kredit, pinjol, sampai koperasi. Tanpa perhitungan matang, utang dapat menumpuk dan memperberat keuangan keluarga, apalagi dengan bunga pinjaman yang tinggi.
5. Kesempatan anak dapat pendidikan terbaik hilang
Minimnya dana bisa memaksa orang tua memilih sekolah sesuai kemampuan finansial saat itu, bukan yang terbaik untuk minat dan potensi anak. Hal ini berpotensi menghilangkan peluang anak masuk sekolah unggulan atau kampus impian, sehingga memengaruhi masa depan akademik dan kariernya.
6. Rasa aman finansial keluarga jadi menurun
Asuransi pendidikan memberi ketenangan karena orang tua tahu bahwa kebutuhan sekolah anak sudah aman. Tanpa asuransi, kekhawatiran mengenai biaya pendidikan selalu menghantui dan bisa memengaruhi pengambilan keputusan keuangan keluarga.
7. Tidak ada kesiapan menghadapi kenaikan biaya pendidikan
Inflasi biaya pendidikan di Indonesia bisa mencapai lebih dari 10 persen per tahun. Tanpa perencanaan finansial, keluarga akan kesulitan mengikuti kenaikan tersebut. Tabungan konvensional sering kali tidak cukup karena bunga simpanan jauh di bawah laju kenaikan biaya pendidikan, membuat orang tua terpaksa mengurangi pos lain seperti dana darurat atau tabungan pensiun.
Pada akhirnya, orang tua yang memiliki anak sudah sebaiknya mulai menyiapkan dana pendidikan sejak dini. Tanpa perencanaan yang matang, biaya sekecil apa pun bisa terasa berat.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
