1
1

Terpapar Asuransi Kredit, Peringkat Asei Diturunkan Jadi A Outlook Stabil

PT Asuransi Asei Indonesia (Asei) | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah menurunkan peringkat Nasional Insurer Financial Strength (IFS) PT Asuransi Asei Indonesia (Asei) ke ‘A(idn)’, dari ‘A+(idn)’. Outlook adalah Stabil.

Dikutip dari keterangan resminya, Jumat, 17 Maret 2023, Fitch menjelaskan penurunan mencerminkan profil risiko bisnis mempertimbangkan paparan perusahaan asuransi yang tinggi dan berkembang terhadap produk asuransi kredit, termasuk asuransi kredit multiguna dan asuransi kredit produktif.

“Kami percaya risiko produk-produk ini telah meningkat. Penurunan juga mengikuti memburuknya profil industri dan lingkungan operasi untuk perusahaan-perusahaan asuransi lokal, dengan mempertimbangkan lingkungan operasi yang kurang berkembang dan persaingan yang ketat,” katanya.

Sementara itu, outlook Stabil mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa pendapatan dan metrik modal Asei akan tetap stabil selama 12 hingga 24 bulan ke depan.

Peringkat IFS Nasional ‘A’ menunjukkan kapasitas yang kuat untuk memenuhi kewajiban pemegang polis relatif terhadap semua kewajiban atau penerbit lain di negara atau serikat moneter yang sama, di semua industri dan jenis kewajiban.

Fitch telah menurunkan penilaian profil perusahaan Asei menjadi ‘Less Favorable’ dari ‘Moderate’, didorong oleh pertumbuhan lanjutan di asuransi kredit, yang mengakibatkan risiko konsentrasi yang lebih besar dan profil risiko bisnis yang lebih lemah. “Kami juga telah menurunkan penilaian tata kelola perusahaan menjadi ‘Less Favourable’, dari ‘Moderate’, sebagai hasil dari transparansi keuangan yang terbatas dan keterbatasan di dalam struktur tata kelola,” katanya.

|Baca juga: Asuransi Kredit di Indonesia: Apakah sudah Saatnya Standardisasi dan Sentralisasi?

Menurut Fitch, bisnis portofolio Asei terpapar bisnis asuransi kredit, yang menyumbang sekitar 76% dari total premi bruto (GPW) pada tahun 2022, naik dari 52% pada tahun 2021. Asuransi kredit multiguna, menyelesaikan pembayaran pinjaman individu dalam kasus meninggal dunia atau gagal bayar karena turunnya kualitas kredit atau pemutusan hubungan kerja, yang menyumbang sebesar 80% dari total bisnis asuransi kredit, dengan diimbangi oleh asuransi kredit produktif, yang menyelesaikan pembayaran pinjaman korporasi dalam kasus gagal bayar.

GPW Asei secara keseluruhan naik 31% pada tahun 2022, didorong oleh kenaikan 91% sebagian besar di bisnis asuransi kredit multiguna (2021: 16%), disebabkan volume yang lebih tinggi dari klien utama. Fitch percaya pertumbuhan ini membuat Asei rentan terhadap naiknya risiko-risiko yang terkait dengan profil industri dan lingkungan operasi Indonesia. “Persaingan telah meningkat, memberikan tekanan yang signifikan terhadap kalkulasi harga, khususnya di bisnis asuransi kredit. Asei memiliki pangsa pasar GPW yang kecil sekitar 0.5% pada tahun 2022,” tambahnya. 

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Fitch memeringkat tata kelola perusahaan sebagai ‘Less Favorable’ dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan asuransi Indonesia lainnya. Tidak seperti kebanyakan perusahaan asuransi lainnya, Asei tidak mempublikasikan laporan keuangan triwulanan, membatasi transparansi keuangan perusahaan. Struktur tata kelola perusahaan juga mungkin menjadi kurang efektif, karena posisi direktur utama telah kosong sejak Juli 2022.

Asei memiliki leverage keuangan yang tinggi, di 45% (2021: 46%), disebabkan pinjaman subordinasi Rp407 miliar dari induk perusahaan –PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) (Indonesia Re, B/BBB(idn)/Rating Watch Negative), yang diterima secara bertahap selama 2017-2018. Pinjaman tidak memiliki tanggal jatuh tempo, menurut Asei.

|Baca juga: AAUI: Restrukturisasi Kredit Tekan Klaim Rasio Asuransi Kredit

Aset yang didukung oleh pinjaman adalah sekitar 34% dari aset yang diperkenankan berdasarkan perhitungan persyaratan modal. Rasio kapitalisasi berbasis risiko perusahaan naik menjadi 321% pada tahun 2022 (2021: 288%) karena hasil underwriting yang lebih kuat setelah melepaskan cadangan dari klaim yang telah dibayar dan ditolak dan berada jauh di atas persyaratan peraturan minimum 120%. Modal absolut ada di bawah perusahaan-perusahaan asuransi yang diperingkat, membuat Asei rentan terhadap guncangan eksternal dan risiko operasional.

Terpaparnya basis kapital Asei terhadap pemulihan reasuransi tetap tinggi, mencapai 60% pada akhir tahun 2022 (2021: 59%). Treaty reasuransi perusahaan dipimpin oleh perusahaan-perusahaan reasuransi nasional, termasuk induk perusahaan Asei –PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) (Indonesia Re, B/BBB(idn)/Rating Watch Negative)– yang memiliki kualitas kredit yang memburuk secara signifikan dalam beberapa periode terakhir. Pemulihan dari Indonesia Re menyumbang 30% basis ekuitas Asei pada akhir tahun 2022. 

Rasio gabungan Asei memiliki rata-rata 90% selama 2020-2022. Rasio membaik ke 86% pada tahun 2022 berdasarkan angka yang belum diaudit, dari 96% pada tahun 2021, sebagai hasil dari pelepasan cadangan dari klaim yang dibayarkan di masa lalu dan pertumbuhan premi yang lebih tinggi. Sementara itu, tingkat pengembalian ekuitas menurun sedikit ke 3% pada tahun 2022 (2021: 4%) dan memiliki rata-rata 2%.

Paparan terhadap aset-aset yang berisiko tetap berada dipertahankan pada tingkat yang dapat dikelola relatif terhadap ekuitas. Lebih dari 80% aset-aset yang diinvestasikan adalah kas dan ekuivalen dan surat berharga pendapatan tetap pada akhir tahun 2022. Sisa portofolio investasi terdiri dari berbagai instrumen, termasuk saham dan reksa dana.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Muamalat Pacu Bisnis Konsumer  
Next Post DPR RI Menggaungkan Politik Damai Jelang Pemilu

Member Login

or