Media Asuransi, GLOBAL – Pada perpanjangan reasuransi 1 Januari 2024, tingkat kecelakaan properti Amerika Serikat (AS) meningkat hingga 50 persen untuk bisnis yang mengalami kerugian. Hal itu terutama dipicu oleh aktivitas Badai Konvektif Parah (SCS) yang mencatat rekor.
Hal itu terungkap menurut laporan tinjauan awal dari Gallagher Re, yang membahas kondisi perpanjangan 1 Januari yang lebih stabil dan dapat diprediksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Laporan tersebut menunjukkan kenaikan tingkat reasuransi lebih terkendali jika dibandingkan dengan 1 Januari 2023, meskipun untuk bisnis AS yang mengalami kerugian, kenaikan harga tetap cukup signifikan setelah tahun dengan aktivitas SCS yang rekor yang menyebabkan kerugian mencapai sekitar US$60 miliar pada 2023, menurut laporan.
|Baca: Pemain Asuransi Fintech Swasta Bakal Tetap Dihadapkan Tantangan di 2024
Sebagai hasilnya, Gallagher Re menyatakan program cat yang mengalami kerugian di AS mengalami tekanan tambahan pada retensi, tingkat, dan panel penawaran reasuransi yang lebih terbatas.
Pada 2023, perusahaan asuransi utama menahan sebagian besar kerugian dari bahaya SCS karena reasuransir beralih dari kejadian frekuensi, dan komentar Gallagher Re pada 1 Januari 2024 menunjukkan kelanjutan dari tren ini.
Reasuransi menyesuaikan pandangan
Dilansir dari laman Reinsurance News, Rabu, 3 Januari 2024, Gallagher Re mencatat reasuransi menyesuaikan pandangan mereka terhadap frekuensi SCS untuk mengantisipasi musim badai yang aktif pada 2023, yang menimbulkan tekanan tambahan pada penetapan harga.
Pada 1 Januari 2024, lapisan risiko cat yang melekat pada tingkat lebih rendah mengalami tekanan tingkat terbesar, sementara lapisan tengah hingga atas mendapat manfaat dari pasokan yang melimpah.
Selain itu, program risiko yang mengalami kerugian memiliki tingkat tekanan retensi yang berbeda dan juga terjadi pergeseran dari pemulihan yang dibayar di muka menjadi pemulihan yang dibayar setelah klaim, menurut Gallagher Re.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News