Media Asuransi, JAKARTA – Tingginya minat masyarakat Indonesia untuk menunaikan ibadah haji dan umrah, yang dalam beberapa tahun terakhir terus mencetak rekor hingga mengalami kondisi overkuota. Hal tersebut dinilai menjadi salah satu prospek pertumbuhan bagi industri asuransi berbasis syariah, termasuk PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia Syariah (Manulife Syariah Indonesia).
Presiden Direktur Manulife Syariah Indonesia, Fauzi Arfan, mengatakan bahwa kehadiran Manulife Syariah Indonesia sejak awal ditujukan untuk memberikan layanan perlindungan seluas-luasnya kepada masyarakat yang membutuhkan asuransi dengan prinsip syariah.
“Manulife Syariah hadir sebenarnya itu adalah ingin memberikan layanan yang sebanyak-banyaknya kepada masyarakat terutama. Masyarakat yang merasa perlu proteksi asuransi dengan prinsip syariah. Jadi hadirnya kami itu tujuannya seperti itu,” ucap Fauzi, dalam Wawancara Eksklusif bersama Media, dikutip Jumat, 19 Desember 2025.
Ia menegaskan bahwa produk asuransi syariah Manulife tidak hanya ditujukan untuk umat muslim. Menurutnya, pasar Manulife Syariah bersifat universal dan terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat.
|Baca juga: Biaya Haji Turun, OJK: Momentum Emas Bank Syariah Perluas Nasabah!
“Jawabannya tidak. Nyatanya dari banyaknya konsumen yang membeli produk kita pun sebenarnya banyak non-muslim juga,” pungkasnya.
Fauzi menuturkan, nilai utama yang diusung Manulife Syariah adalah filosofi berbagi, bertumbuh, dan berdampak, yang menjadi pondasi dalam setiap produk dan layanan yang ditawarkan. Filosofi berbagi, menurutnya, merupakan inti dari prinsip syariah dan dapat diterima oleh siapapun tanpa melihat latar belakang agama.
“Kita mengedepankan yang kita sebut dengan berbagi, bertumbuh, berdampak. Berbagilah hari ini, bertumbuh esok hari, berdampak selamanya,” ujar Fauzi.
Terkait dengan tren haji dan umrah yang terus meningkat, Fauzi mengakui bahwa Manulife Syariah melihat hal tersebut sebagai peluang pasar yang sangat besar. Banyak nasabah, kata dia, memanfaatkan produk asuransi syariah sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang untuk tujuan ibadah haji.
“Benar kita melihat ini juga sebuah pasar dan kita merasa banyak sekali konsumen kita juga yang mau beli produk kita untuk propose untuk haji. Misalnya, produk FLEXI yang kita bangun, orang beli ya tujuannya jika 15 tahun lagi, dana yang terkumpul akan digunakan untuk berangkat haji,” ungkap Fauzi.
Manulife Syariah juga mengembangkan produk yang fleksibel untuk mendukung tujuan tersebut, sehingga masyarakat dapat mempersiapkan kebutuhan ibadah secara lebih terencana dan aman. Fauzi menilai pasar asuransi syariah untuk tujuan haji dan umrah bersifat global dan sangat besar.
|Baca juga: Manulife Syariah Perkuat Fondasi, Tata Kelola, hingga Produk di 1 Tahun Usai Spin-Off
“Jadi pasarnya sangat besar. Tahun depan kami melihatnya cukup sangat cerah lah. Tahun depan memang kita merasa harus optimis,” ujarnya.
Selain pengembangan produk, Manulife Syariah juga memperkuat layanan digital melalui aplikasi Manulife ID, yang memudahkan nasabah dalam mengakses manfaat asuransi, mulai dari kebutuhan rumah sakit hingga perubahan data polis, baik melalui perangkat iOS maupun Android.
Namun demikian, Fauzi menegaskan bahwa target utama Manulife Syariah bukan semata-mata angka pertumbuhan. Fokus utama perusahaan adalah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan perlindungan asuransi berbasis syariah.
“Jadi kami sih yakin bahwa Manulife syariah Indonesia ini akan hadir dan makin besar lagi kedepannya. Kita targetkan setiap tahun akan growing very significant dan banyak orang yang bisa menerima manfaat, dan memanfaatkan adanya produk asuransi syariah yang ada di Manulife,” pungkas Fauzi.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
